Bisnis.com, JAKARTA - Bank-bank BUMN akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada minggu depan. Salah satu agenda penting dalam rapat tersebut adalah keputusan pemberian dividen tahun buku 2024 kepada pemegang saham. Simak data rekap historis dividen bank BUMN dalam 4 tahun terakhir.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Tabungan Negara (BBTN) akan menggelar RUPST mulai Senin (24/3/2025) hingga Rabu (26/3/2025).
Jika menilik historis dari 2020 atau dalam 4 tahun terakhir, BRI masih terdepan dalam aspek nilai dividen dan rasio dividen (dividend payout ratio).
Saat terjadi pandemi Covid-19, BRI tetap memberikan dividen senilai Rp12,12 triliun atau sebesar 65% dari laba. Kemudian, sejak 2021 hingga 2023, BBRI konsisten memberikan dividen minimal 80% dari laba bersih.
Menyusul kemudian Bank Mandiri dengan dividend payout ratio stabil sebesar 60% dari laba. Untuk tahun buku 2023, bank dengan logo pita emas ini membagikan dividen senilai Rp33,03 triliun.
BNI berada di posisi ketiga, baik dari sisi rasio maupun nominal dividen. Pada 2020 dan 2021, BBNI tercatat membagi dividen dengan rasio 25% dari laba bersih. Kemudian, pada 2022 meningkat menjadi 40% dan 50% setahun setelahnya.
Pada peringkat keempat terdapat BBTN dengan rasio 10% dari laba pada 2021 dan 20% pada 2022 serta 2023. Sementara, saat terjadi pandemi 2020, BTN memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham.
Berikut tabel historis rasio dan nilai tebaran dividen bank-bank BUMN pada periode 2020-2023:
Kisi-Kisi Dividen BBRI, BMRI, dan BBNI
Terkait dengan dividen tahun buku 2024, Direktur Utama BRI Sunarso memastikan bahwa rasio pembagian dividen tidak akan kurang dari tahun sebelumnya.
"Untuk dividend payout ratio tidak kurang dari tahun lalu, sekitar 80% hingga 85%," ujar Sunarso dalam paparan kinerja keuangan, Rabu (12/2/2025).
Dia menjelaskan, saat ini rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan masih sangat mencukupi pada level 26%. Angka ini di atas level prudent yang menurut Sunarso sebesar 17,5%.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) Sunarso/Istimewa
Selain itu, jika setiap tahun membutuhkan 2% dari CAR untuk ekspansi, maka hingga 5 tahun ke depan BRI tidak perlu tambah modal. "Sehingga berapapun labanya layak dibagi," katanya.
Sementara, dilansir dari bahan mata acara RUPST, manajemen bank pelat merah ini menyatakan akan membagikan dividen dengan besaran minimal 85% dari laba bersih Rp60,15 triliun sepanjang 2024.
Bank Mandiri juga telah memberikan kisi-kisi besaran pembagian dividen tahun buku 2024 usai meraup laba bersih Rp55,78 triliun sepanjang tahun lalu.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyebutkan bahwa pihaknya telah menjaga tingkat dividend payout ratio stabil pada level 60% dari laba selama lima tahun terakhir.
"Hal ini sesuai dengan arahan dari Kementerian BUMN sebagai pemegang saham utama," katanya dalam paparan kinerja keuangan Bank Mandiri 2024 secara virtual, Rabu (5/2/2025).
Sigit menyatakan bahwa pihaknya berupaya mempertahankan kinerja Grup Bank Mandiri agar dapat terus meningkatkan nilai kepada pemangku kepentingan, tidak terkecuali pemegang saham.
"Kewenangan untuk menetapkan dividend payout ratio ini dimiliki oleh pemegang saham utama kami, yang diwakili oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN," tuturnya.
Terkait dengan besaran dividen tahun buku 2024, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebut bahwa pihaknya berupaya meningkatkan dividend payout ratio di atas 50%, seiring dengan tingkat permodalan perseroan yang dinilai memadai.
"Kita nanti akan lihat kemampuan [modal] sampai 5 tahun ke depan. Saya rasa dengan kita naikkan dividen sedikit juga enggak akan ada isu," katanya kepada wartawan di bilangan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).
Lebih lanjut, dia memperkirakan rasio pembagian dividen BNI tahun buku 2024 akan berada pada rentang 55% hingga 60%.
Namun demikian, dia menggarisbawahi bahwa keputusan akhir terkait besaran dividen berada di meja Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Adapun, Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu memperkirakan rasio pembagian dividen berada pada kisaran 20%-25% dari total laba, seiring pertimbangan kecukupan modal perseroan.
“Tapi kalau kita lagi merasa bahwa kita perlu naikkan dividend payout dengan pertimbangan tertentu, kita akan naikkan sama pemerintah. Tapi most likely saya kasih guidance saja, 20%-25% lah pasti,” katanya dalam public expose, Selasa (27/8/2024).