Bisnis.com, JAKARTA — Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) beberkan strategi ekspansi kredit korporasi dengan mengandalkan kekuatan jaringan global yang mencakup 94 pasar dan layanan klien di lebih dari 180 negara.
Strategi ini menjadi pendorong pertumbuhan pembiayaan, terutama di sektor-sektor yang menjadi fokus perseroan baik di lingkup domestik maupun internasional.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan, perseroan memfasilitasi kebutuhan pembiayaan perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia, serta perusahaan lokal yang berekspansi ke pasar global.
“Ekspansi kredit tidak hanya untuk modal kerja, tapi juga mencakup keperluan investasi dan refinancing,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Minggu (10/8/2025).
Batara menegaskan pascapenjualan bisnis consumer banking pada 2023, Citi berkomitmen penuh untuk fokus pada perbankan institusional yang meliputi corporate banking, commercial banking, treasury and trade solutions, markets, dan securities services.
Menurutnya, kolaborasi bank lokal dan bank global dapat saling melengkapi untuk mendorong pertumbuhan bisnis klien. Bank lokal memiliki pemahaman pasar domestik yang mendalam, sementara bank global seperti Citi dapat memfasilitasi investasi lintas batas dan layanan keuangan internasional.
Baca Juga
Andalkan Teknologi Real-Time untuk Pertahankan Pangsa Pasar
Untuk menjaga loyalitas nasabah korporasi di tengah persaingan, Citi mengandalkan inovasi teknologi dan layanan digital real-time. Batara menyebut platform seperti CitiDirect, CitiConnect API, dan FX Pulse memungkinkan klien melakukan transaksi domestik maupun cross-border secara efisien dan aman.
Adapun, CitiDirect memantau seluruh rekening dan arus kas secara real-time, CitiConnect API memfasilitasi pembayaran instan, sementara FX Pulse mempermudah transaksi valuta asing.
Citi juga membekali layanan dengan fitur keamanan seperti Payment Outlier Detection yang menggunakan analitik canggih, AI, dan machine learning. “Teknologi ini mendukung klien mengelola risiko dan menjaga efisiensi operasional di era digital,” tambah Batara.
Pada kinerjanya yang terakhir, Citi Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp645,35 miliar pada kuartal I/2025. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, realisasi itu menurun 3,09% dari Rp665,9 miliar.
Batara menyebut bahwa perolehan laba bersih itu ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang naik 11% menjadi Rp1,03 triliun dan rasio dana murah (current account saving account) yang stabil di kisaran 74%.
“Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan volatilitas pasar, jaringan internasional Citi tetap menjadi keunggulan kompetitif,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).
Berdasarkan laporan keuangannya, Citi Indonesia menyalurkan kredit sebesar Rp27,97 triliun pada kuartal pertama tahun ini, menurun 11,22% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp31,51 triliun.
Aset perseroan naik tipis 0,25% YoY menjadi Rp91,04 triliun. Kualitas aset Citi Indonesia tercatat membaik dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan) gross yang menurun menjadi 0,2% dari 3,4% pada tahun sebelumnya.