Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menilai kondisi pasar keuangan saat ini menunjukkan peningkatan likuiditas dan minat risiko yang lebih sehat. Kondisi ini tidak lepas dari meredanya tekanan eksternal serta membaiknya indikator makroekonomi domestik yang mendorong optimisme investor terhadap pasar keuangan nasional.
Kondisi ini turut membawa penguatan indeks IDXBUMN20 dan apresiasi harga saham bank-bank milik negara (Himbara), termasuk saham BMRI milik Bank Mandiri. Adapun IDX BUMN20 menguat 1,71% atau 6,28 poin ke level 373,53 pada Jumat (16/5/2025) dan 13,23% secara bulanan (MtM).
“Penguatan tersebut mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap fundamental sektor perbankan nasional. Tren ini juga menunjukkan mulai pulihnya kepercayaan investor terhadap aset-aset domestik di tengah meredanya ketegangan geopolitik dan tekanan eksternal,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Minggu (18/5/2025).
Dari sisi kinerja keuangan, Bank Mandiri mencatatkan kinerja solid pada kuartal I/2025. Pertumbuhan kredit Bank Mandiri mencapai 16,5% (year on year/yoy) menjadi Rp1.672 triliun, didorong oleh optimalisasi ekosistem wholesale dan ritel serta peningkatan pembiayaan ke sektor-sektor prospektif.
Seiring dengan hal ini, Vice President Marketing Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Adi mengatakan, penguatan IDX BUMN20 didorong terjadinya kenaikan pada bank Himbara yang didorong sejumlah sentimen meliputi valuasi menarik dan kebijakan buyback atau pembelian kembali dengan target total Rp5,6 triliun.
"Rotasi sektoral seiring dengan de-eskalasi China-AS yang akan meredakan kekhawatiran perlambatan ekonomi dan pemangkasan suku bunga," katanya kepada Bisnis.
Baca Juga
Hal ini, lanjut Oktavianus, tercermin dari net buy asing yang signifikan misalnya pada Rabu (14/5), asing borong saham BBRI hingga Rp1,2 triliun. Selain itu, investor asing membeli saham BBNI Rp327 miliar dan BMRI Rp668 miliar.
Lalu sentimen berikutnya adanya potensi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia seiring dengan ruang spread dengan FFR yang diperkirakan akan dipangkas sebesar 25-50 bps hingga Desember 2025.
"Sehingga dapat menekan cost of credit perbankan," tuturnya.
Dia menyebut sentimen positif yang dapat mendorong keberlanjutan penguatan IDXBUMN20 dan IHSG, antara lain pertumbuhan kinerja keuangan yang resilien, stabilitas ekonomi makro dalam negeri, pelonggaran kebijakan moneter, dan meredanya tensi ekonomi global, khususnya antara China dan Amerika Serikat.