Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Riau Kepri Syariah (Perseroda) mengumumkan lowongan untuk beberapa jabatan dari Komisaris Utama hingga Direktur Operasional.
Menurut pengumuman yang dimuat Harian Bisnis Indonesia, Rabu (25/6/2025), panitia seleksi menyebut jabatan yang dibutuhkan yakni untuk jajaran komisaris, perusahaan membutuhkan Komisaris Utama untuk satu orang dan Komisaris Independen untuk dua orang.
Sementara untuk jabatan direksi, Bank Riau Kepri Syariah membutuhkan Direktur Dana dan Jasa untuk satu orang serta Direktur Operasional dengan jumlah yang dibutuhkan satu orang.
"Pendaftaran dimulai dari tanggal 26 Juni sampai dengan 10 Juli 2025," tulis Ketua Panitia Seleksi M. Jacob Kurniawan, Rabu (25/6/2025).
Pengisian kursi kosong ini akan diseleksi melalui panitia seleksi. Hal ini berdasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 20118 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris atau Anggota Direksi Badan Usaha Milik Daerah.
"Panitia Seleksi membuka kesempatan bagi yang berminat dan memenuhi syarat untuk menjadi Komisaris Utama, Komisaris Independen, Direktur Dana dan Jasa, dan Direktur Operasional Bank Riau Kepri Syariah," sebutnya.
Baca Juga
Panitia seleksi menyampaikan persyaratan pelamar, ketentuan pendaftaran dan tata cara pendaftaran hingga jadwal seleksi sampai dengan pengumuman hasil seleksi administrasi bisa dilihat pada website Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Riau www.biroekonomi.riau.go.id.
Adapun, dari sisi kinerja, Bank Riau Kepri Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp339,37 miliar pada 2024. Realisasi itu naik 19,59% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp283,78 miliar pada 2023.
Perolehan laba itu salah satunya didorong oleh pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang tumbuh 8,75%, dari Rp1,29 triliun pada 2023 menjadi Rp1,4 triliun pada 2024.
Selain itu, pendapatan berbasis komisi alias fee-based income BRK Syariah juga naik 2,25% pada tahun lalu, dari Rp82,15 miliar menjadi Rp83,99 miliar.
Lebih lanjut, total pembiayaan BRK Syariah tumbuh 7,09% YoY dari Rp20,18 triliun menjadi Rp21,61 triliun. Nilai itu terdiri dari piutang sebesar Rp12,88 triliun, pembiayaan bagi hasil sebesar Rp8,49 triliun, serta pembiayaan sewa sebanyak Rp241,2 miliar.
Kualitas pembiayaan membaik dengan rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing (NPF) gross yang turun dari 2,48% menjadi 2,37%. NPF net turun dari 0,45% menjadi 0,39%.
Dengan demikian, total aset perseroan mencapai Rp30,86 triliun pada 2024, naik 5,16% dari Rp29,34 triliun pada 2023.
Dari sisi simpanan, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BRK Syariah pada 2024 mencapai Rp24,32 triliun, naik 3,52% YoY dari DPK 2023 yang sebesar Rp23,49 triliun. Dana simpanan wadiah mencapai Rp1,66 triliun, sedangkan dana investasi nonprofit sharing sebesar Rp22,66 triliun.