Bisnis.com, JAKARTA - Pergantian jajaran direksi PT Indofarma (Persero) Tbk. yang diisi oleh 'orang-orang' PT Kimia Farma (Persero) Tbk. diharapkan mampu mempercepat proses penggabungan atau konsolidasi badan usaha milik negara (BUMN) sektor farmasi yang diinisiasi pemerintah.
Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman menuturkan pihaknya diminta Kementerian BUMN untuk segera merealisasikan rencana yang mulai dihembuskan sejak 2005 lalu itu.
“Memang ada inisiatif untuk mempercepat [konsolidasi BUMN farmasi]. Salah satunya dengan ini [masuknya direksi Kimia Farma ke Indofarma],” ujarnya usai rapat umum pemegang saham (RUPS) di Jakarta, Rabu (26/3/2014).
Selain itu, menurutnya, perseroan sedang melakukan kajian untuk mencari skema yang terbaik guna merealisasikan rencana tersebut, dengan menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai penasihat keuangan (finansial advisor).
Kimia Farma menargetkan kajian mengenai konsolidasi BUMN sektor farmasi bisa rampung pada akhir bulan depan.
Dia menjelaskan kajian penting yang dilakukan penting adalah mencari opsi konsolidasi yang tidak melibatkan banyak institusi karena dikhawatirkan membuat pelaksanaannya akan kembali molor.
“Kini kami bekerja dengan opsi alternatif yang berbeda dari opsi terdahulu. Namun, opsi yang lama juga tetap dipertimbangkan,” tegasnya.
Sebagai informasi, Kementerian BUMN memberhentikan seluruh jajaran direksi Indofarma yang berjumlah empat orang, yakni Elviano Rizaldi (Direktur Utama), John Guntar Sebayang (Direktur Keuangan), Bambang Solihin Irianto (Direktur), dan Kosasih (Direktur).
Padahal, Elviano baru menjabat Direktur Utama pada RUPS tahun lalu, menggantikan posisi yang ditinggalkan Djakfarudin Yunus.
Jajaran direksi Indofarma diganti oleh sejumlah nama dari Kimia Farma yang berjumlah tiga orang, Arief Budiman yang ditunjuk menjabat sebagai Direktur Utama serta Syamsul Hadi dan M. Umar Said yang menjabat sebagai direktur.
“Jumlah direksi Indofarma dikurangi menjadi tiga orang,” kata Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan Kementerian BUMN Dwijanti Tjahjaningsih kepada Bisnis di sela-sela RUPS, Rabu (26/3/2014).
Meski baru menjabat setahun sebagai Direktur Utama Indofarma, dia mengatakan pemberhentian Elviano Rizaldi tidak terkait dengan kinerja perusahaan farmasi yang mencetak rugi bersih Rp54,22 miliar sepanjang tahun lalu.
“Pak Elviano memang mengundurkan diri beberapa bulan lalu. Adapun jajaran direksi lain diberhentikan karena untuk penyegaran,” ujarnya.
Setelah terkatung-katung lebih dari 8 tahun, pemerintah optimistis dapat merealisasikan penggabungan BUMN sektor farmasi pada tahun ini.