Bisnis.com, JAKARTA — PT Victoria Insurance Tbk. akan meluncurkan produk baru yaitu asuransi kredit untuk memacu pendapatan premi di tahun ini.
Presiden Direktur Victoria Insurance Loekito Saggitariono menyatakan, pihaknya telah mengajukan izin pemasaran produk asuransi kredit kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Produk baru itu ditargetkan dapat diluncurkan pada semester pertama tahun ini.
“Untuk memasarkan produk tersebut, kami akan menjalin kemitraan dengan perbankan untuk menyasar nasabah-nasabah dari bank yang menjadi mitra kami,” ujarnya, Kamis (4/5/2017).
Menurutnya, perluasan produk ke lini bisnis asuransi kredit dilakukan lantaran potensi dari bisnis tersebut dinilai sangat menjanjikan yang didorong program pemerintah untuk meningkatkan penyaluran kredit mikro.
Sementara itu, Direktur Keuangan Victoria Insurance Suryadi mengatakan sepanjang 2017 perseroan menargetkan bisa membukukan pendapatan premi Rp90 miliar atau meningkat sekitar 55% jika dibandingkan perolehan premi pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp58,1 miliar.
Untuk mencapai target pertumbuhan premi di tahun ini pihaknya akan memperluas jaringan pemasaran dengan mengoperasikan kantor pemasaran baru di Kota Semarang, Jawa Tengah.
“Selain menambah kantor pemasaran, kami juga akan meningkatkan kerjasama dengan broker dan multifinance untuk memasarkan produk asuransi, khususnya pada lini kendaraan bermotor,” ucapnya.
Adapun, sampai dengan kuartal pertama tahun ini, perusahaan asuransi kerugian dengan kode emiten VINS itu telah membukukan premi bruto sebesar Rp11,81 miliar atau meningkat 2,62% secara year on year (yoy).
Dari total premi yang dibukukan, lini bisnis asuransi kendaraan bermotor masih menjadi kontributor utama dengan porsi mencapai 40%. Kemudian, disusul lini bisnis asuransi harta benda dengan porsi 30%, sedangkan 30% sisanya berasal dari berbagai lini bisnis seperti asuransi pengangkutan, asuransi kecelakaan diri, dan asuransi lainnya.
Sementara itu, dari sisi perolehan laba, sampai dengan bulan ketiga tahun ini laba perseroan tercatat Rp2,33 miliar. Realisasi itu turun 42,62% jika dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Perolehan laba mengalami penurunan, karena banyak klaim yang masuk, sehingga pencadangan harus dinaikkan,” jelasnya.
Kendati demikian, Suryadi mengaku optimistis perolehan laba pada tahun ini tercapai sesuai yang ditargetkan yaitu Rp9 miliar. Target itu meningkat jika dibandingkan perolehan laba perseroan pada tahun lalu yang mencapai Rp7,9 miliar.