Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan asuransi umum PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) hingga saat ini belum terlalu fokus pada lini usaha asuransi kredit.
Presiden Direktur Tugu Tatang Nurhidayat menjelaskan saat ini total portofolio premi asuransi kredit di Tugu Insurance relatif kecil bila dibandingkan dengan lini bisnis yang lain, yakni hanya sebesar 0,21%.
"Hingga Oktober 2024 ini, nominal klaim bruto asuransi kredit Tugu Insurance cukup rendah, yakni hanya sebesar Rp2,4 miliar," kata Tatang kepada Bisnis, Senin (9/12/2024).
Tatang menjelaskan strategi yang dilakukan Tugu Insurance untuk penetrasi di lini usaha asuransi kredit adalah dengan melakukan pengambilan risiko yang tepat. Tugu Insurance, kata Tatang, cukup selektif dalam memilih jenis kredit yang dapat diasuransikan.
"Tugu Insurance lebih mengutamakan kerja sama bisnis yang fokus pada asuransi kredit produktif dibandingkan dengan asuransi kredit yang bersifat konsumtif. Selain itu, asuransi kredit Tugu Insurance juga sebagian besar bersumber dari bisnis inward overseas," jelas Tatang.
Tatang melihat prospek bisnis asuransi kredit di Indonesia akan semakin baik dengan hadirnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 20 Tahun 2023 yang mengatur tentang asuransi kredit. Beleid ini efektif mulai diimplementasikan pada 13 Desember 2024.
Tatang menilai regulasi tersebut akan memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan dan penguatan bisnis asuransi kredit bagi industri asuransi umum di Indonesia.
"Secara keseluruhan, regulasi ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi nasabah dan penyedia asuransi. Dengan demikian, diharapkan bisnis asuransi kredit dapat tumbuh dengan lebih baik," kata Tatang.
Adapun POJK 20/2023 mempersyaratkan bagi perusahaan asuransi umum yang menjual produk asuransi kredit wajib memenuhi rasio likuiditas sebesar 150%. Selain itu, dipersyaratkan juga ekuitas minimum yang dimiliki paling sedikit harus Rp250 miliar atau 150% dari ketentuan ekuitas minimum yang berlaku (mana yang lebih tinggi) sampai dengan 31 Desember 2028, dan menjadi Rp1 triliun setelah 31 Desember 2028.
Tatang menjelaskan hingga Oktober 2024 ekuitas Tugu Insurance mencapai sebesar Rp6,7 triliun dan rasio likuiditas sebesar 115%.
"Strategi yang dilakukan Perusahaan untuk menjaga tingkat likuiditas tersebut adalah dengan menjaga kualitas kolektibilitas piutang dan kualitas penempatan investasi yang sejalan dengan strategi besar yang dimiliki Perusahaan," pungkasnya.
