Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menginginkan insentif dalam penerapan quick response code Indonesian standar (QRIS).
Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan insentif tersebut dibutuhkan karena pengusaha ritel perlu melakukan upaya tambahan dalam mendorong kasir maupun konsumen menggunakan QRIS. Kasir, lanjutnya, berhadapan langsung dengan konsumen sehingga memiliki peran penting dalam mensosialisasikan penggunaan pembayaran menggunakan kode QR tersebut.
"Adanya insentif khususnya untuk yang ada di garda terdepan, seperti kasir," katanya, Rabu (5/2/2020).
Menurutnya, insentif tersebut dapat berupa tangible maupun intangible. Insentif tangible yang bisa diberikan ke pengusaha ritel adalah biaya promosi yang dikeluarkan masing-masing bank dalam mendukung adopsi QRIS.
Dia mencontohkan dalam mendorong nasabah menggunakan kartu kredit, bank biasa melakukan promosi dengan memberikan sejumlah diskon. Hal tersebut dinilai dapat juga diterapkan dalam sosialisasi QRIS.
Sementara itu, insentif intangible yang dapat diberikan dalam upaya adopsi QRIS adalah pelatihan khusus atau workshop yang diberikan kepada karyawan ritel sehingga pengetahuan bertambah. Aprindo menginginkan workshop tersebut tidak hanya sekedar penyuluhan, tetapi juga ada kursus singkat.
Baca Juga
"Insentif bisa diambil dari promosi bank atau fintech yang ada di belakang QRIS itu supaya mendorong kasir setengah mengedukasi masyarakat, konsumen, pemakai QRIS. Kan untuk kartu kredit banyak pakai biaya promosi, ada diskon, itu juga kita harapkan," katanya.
Deposit Investment Product Development Bank Sinarmas Untung Kurniawan mengatakan siap memberikan insentif ke merchant dalam upaya mendorong QRIS. Upaya sinergi penting dilakukan untuk penerapan secara menyeluruh.
"Karena misi kami sama, supaya utilisasi bisa sampai, itu program yang bisa dijalankan. Sekarang ini kami sama-sama bangun, kalau fintech ke A, bank ke B, supaya bisa sosialisasi," sebutnya.
