Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tech Winter Berlalu, Industri Modal Ventura Mulai Dulang Cuan

Industri modal ventura lebih fokus mencapai profitabilitas berkelanjutan daripada sekadar pertumbuhan agresif, berkaca dari fenomena tech winter belakangan.
Ilustrasi investasi oleh modal ventura. / dok Freepik
Ilustrasi investasi oleh modal ventura. / dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba bersih industri modal ventura per Maret 2025 sebesar Rp183 miliar, melesat signifikan dibandingkan periode yang sama di 2024 sebesar Rp3 miliar. Lonjakan laba ini juga diikuti dengan perbaikan dari kinerja pembiayaan industri.

Wakil Ketua I Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Ronald Simorangkir mengatakan fenomena tech winter yang melanda pada 2022—2023 membawa dampak besar terhadap ekosistem startup teknologi, mulai dari penurunan valuasi, penyusutan pendanaan lanjutan, hingga efisiensi tenaga kerja secara masif. 

"Namun, sejak akhir 2024 hingga awal 2025, tanda-tanda pemulihan mulai terlihat, meskipun bukan melalui lonjakan valuasi seperti sebelumnya, melainkan melalui perbaikan mendasar pada kualitas bisnis. Tren pemulihan ini tercermin dalam semakin banyaknya perusahaan yang menunjukkan indikator keuangan yang sehat, seperti EBITDA positif, efisiensi operasional dan strategi ekspansi yang lebih terukur," kata Ronald kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (6/7/2025).

Dari sisi kinerja, pembiayaan modal ventura per April 2025 tercatat tumbuh 1,04% (year on year/YoY) menjadi Rp16,49 triliun. Pertumbuhan ini berhasil diraih industri usai dalam tiga bulan pertama mengalami kontraksi tahunan secara beruntun. Meski sukses mencatat kinerja positif, Ronald menegaskan industri modal ventura sekarang tidak hanya fokus pada pertumbuhan pembiayaan yang agresif.

"Perusahaan kini lebih fokus pada pencapaian profitabilitas berkelanjutan dibandingkan sekadar mengejar pertumbuhan agresif," tegasnya.

Ronald melihat kepercayaan modal ventura mengucur pendanaan yang mulai tumbuh perlahan turut didorong oleh peningkatan kualitas perusahaan yang aktif di pasar. Pemulihan tersebut berjalan secara bertahap dan didorong oleh kesadaran bahwa tech winter bukan semata-mata sebuah krisis, tetapi sebuah fase koreksi yang diperlukan untuk menyeimbangkan kembali dinamika pasar yang sempat terlalu spekulatif.

Dengan berakhirnya fase korektif ini, Amvesindo berharap akan tercipta harmoni yang lebih baik antara startup dan investor. Kedua pihak kini memiliki pemahaman yang lebih realistis dalam membangun bisnis, yaitu mengutamakan keberlanjutan, menjaga unit economics dan menghindari praktik pembakaran uang yang ekstrem demi pertumbuhan bisnis.

"Tech winter telah mengajarkan pentingnya disiplin finansial, ketahanan model bisnis, dan kematangan strategi. Dengan landasan yang lebih kokoh ini, ekosistem teknologi Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh lebih sehat dan resilien ke depannya," pungkasnya.

Sebagai informasi, pembiayaan modal ventura yang sukses mencatatkan pertumbuhan positif pada April 2025 merupakan titik balik dari rentetan kontraksi yang terjadi. Per Januari 2025, pembiayaan modal ventura kontraksi 3,59% (YoY) menjadi Rp15,81 triliun, kemudian per Februari 2025 melanjutkan kontraksi 0,91% (YoY) menjadi Rp16,34 triliun, selanjutnya per Maret 2025 kembali mencatat kontraksi 0,36% (YoY) menjadi Rp16,73 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper