Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran pembiayaan industri modal ventura per April 2025 berbalik tumbuh posisif usai selama tiga bulan pertama pada 2025 mengalami kontraksi beruntun secara tahunan.
Wakil Ketua I Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Ronald Simorangkir mengatakan untuk menjaga pertumbuhan pembiayaan ini dibutuhkan kolaborasi erat antara seluruh pemangku kepentingan, termasuk investor seperti perusahaan modal ventura, regulator dan pelaku usaha.
"Saat ini, investor semakin menerapkan prinsip kehati-hatian dengan fokus pada perusahaan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat serta kondisi keuangan yang telah mencapai atau setidaknya mendekati profitabilitas," kata Ronald kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (6/7/2025).
Dari pihak penerima pembiayaan, Ronald berharap pelaku usaha dapat menyelaraskan visi mereka dengan ekspektasi investor, yaitu membangun bisnis secara berkelanjutan dengan menjaga unit economics yang sehat.
Menurutnya, pendekatan pertumbuhan agresif tanpa perhitungan matang atau growth at all cost harus mulai ditinggalkan karena terbukti tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
"Namun, strategi menjaga pertumbuhan ini tidak lepas dari tantangan. Dari sisi investor, proses due diligence yang ketat dan menyeluruh menjadi kunci untuk memitigasi risiko, terutama terkait potensi fraud atau misinformation yang dapat merugikan investasi," ujarnya.
Baca Juga
Di sisi lain, Ronald menilai pelaku usaha dihadapkan pada tantangan untuk menjembatani ekspektasi investor dengan kondisi riil di lapangan. Amvesindo berharap pelaku usaha dapat menjaga integritas dan transparansi dalam proses penggalangan dana guna membangun kepercayaan.
Di sisi lain, dari pihak pemangku kebijakan, Amvesindo menilai regulator turut memiliki peran strategis dalam memastikan ekosistem pembiayaan yang sehat. Menurutnya, regulator perlu terus beradaptasi terhadap dinamika industri modal ventura yang berkembang pesat, sambil tetap menjaga stabilitas dan perlindungan terhadap semua pihak yang terlibat.
"Dengan sinergi yang kuat antara investor, pelaku usaha dan regulator, tantangan-tantangan tersebut dapat diubah menjadi peluang untuk menciptakan pertumbuhan pembiayaan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan," pungkasnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan modal ventura per April tercatat tumbuh 1,04% (year on year/YoY) menjadi Rp16,49 triliun. Pertumbuhan ini sukses ditoerhkan usai dalam tiga bulan sebelumnya pembiayaan modal ventura mengalami kontraksi beruntun.
Per Januari 2025, pembiayaan modal ventura kontraksi 3,59% (YoY) menjadi Rp15,81 triliun, kemudian per Februari 2025 melanjutkan kontraksi 0,91% (YoY) menjadi Rp16,34 triliun, selanjutnya per Maret 2025 kembali mencatat kontraksi 0,36% (YoY) menjadi Rp16,73 triliun.