Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iuran BPJS Naik, Berapa Banyak Masyarakat yang Terdampak?

Diperkirakan sekitar 90,3 juta peserta Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan akan terpengaruh oleh penyesuaian iuran program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN.
Karyawan beraktivitas di Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Jakarta, Rabu (13/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Jakarta, Rabu (13/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Diperkirakan sekitar 90,3 juta peserta Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan akan terpengaruh oleh penyesuaian iuran program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN.

Penyesuaian tingkat iuran itu tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) 64/2020 tentang Perubahan Kedua atas Perpres 82/2018 tentang Jaminan Kesehatan yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (5/5/2020).

Perpres tersebut mengatur besaran iuran bagi seluruh peserta BPJS Kesehatan, baik peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), pekerja, maupun peserta mandiri. Namun, penyesuaian paling kentara terlihat bagi peserta mandiri yang besaran iurannya meningkat.

Peserta yang akan merasakan pengaruh langsung dari penyesuaian iuran tersebut adalah segmen pekerja dan peserta mandiri, karena mereka membayarkan iurannya sendiri. Berbeda dengan peserta PBI yang iurannya ditanggung pemerintah.

Peserta BPJS Kesehatan, JKN, iuran BPJS naik
Peserta BPJS Kesehatan, JKN, iuran BPJS naik

Berdasarkan data BPJS Kesehatan, terdapat 222,94 juta peserta per 30 April 2020, yang terdiri dari132,6 juta peserta PBI (59,5% dari total) serta 90,3 juta peserta pekerja dan mandiri (40,5% dari keseluruhan)

Sebanyak 17,7 juta peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) Pegawai Negeri dan 37,2 juta peserta PPU Badan Usaha akan merasakan pengaruh penyesuaian mekanisme perhitungan iuran. Totalnya mencapai 54,9 juta atau 24,6% dari total peserta BPJS Kesehatan.

Kedua segmen peserta itu akan dikenakan iuran sebesar 5% dari total gaji yang diterima, terdiri dari 4% yang dibayarkan pemberi kerja dan 1% dibayarkan oleh peserta. Pembayaran oleh peserta itu biasanya dipotong langsung dari upah yang mereka terima.

Sementara itu, peserta mandiri akan dikenakan kenaikan iuran, yakni Kelas III dari Rp25.500 menjadi Rp42.000, Kelas II dari Rp51.000 menjadi Rp100.000, dan Kelas I dari Rp80.000 menjadi Rp150.000.

Perhitungan khusus diterapkan pemerintah bagi peserta mandiri Kelas III yang terdiri dari Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP). Mereka akan memperoleh bantuan iuran dari pemerintah mulai Juli 2020.

Perpres 64/2020 mengatur bahwa mulai Juli 2020, peserta Kelas III mendapatkan bantuan iuran Rp16.500 sehingga mereka cukup membayar Rp25.500. Lalu, mulai Januari 2021 bantuan iurannya menjadi Rp7.000 sehingga iuran yang dibayarkan peserta naik menjadi Rp35.000.

Hingga akhir April 2020, BPJS Kesehatan mencatat terdapat 35,3 juta peserta mandiri pada saat ini. Hal tersebut berarti 15,86% dari total peserta BPJS Kesehatan itu akan menerima pengaruh langsung dari kenaikan iuran.

Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma'ruf menjelaskan bahwa hingga awal Mei 2020 terdapat 21,8 juta peserta mandiri Kelas III. Menurutnya, data kepesertaan terus berubah, termasuk perpindahan kelas kepesertaan mandiri.

"Setiap bulan bergerak datanya, ada yang menurun, ada juga yang naik kelas," ujar Iqbal kepada Bisnis, Kamis (14/5/2020).

Dapat dikatakan bahwa pada tahun ini, peserta mandiri Kelas III belum terpengaruh oleh penyesuaian iuran dalam Perpres 64/2020. Hal tersebut karena peserta tetap membayar Rp25.500, sama seperti yang diatur dalam Perpres 75/2019, yang berlaku sebelumnya.

Meskipun begitu, peserta mandiri Kelas III itu akan mengalami peningkatan nilai iuran yang dibayarkan mulai Januari 2021. Hal ini seiring dengan turunnya jumlah subsidi iuran yang diberikan pemerintah menjadi Rp7.000 per orang sehingga peserta akan membayar Rp35.000.

Iuran BPJS Naik, Berapa Banyak Masyarakat yang Terdampak?

Sumber : Bahan Paparan Konferensi Pers BPJS  

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper