Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan laba bersih setelah pajak senilai Rp831 miliar pada kuartal III/2021.
Laba tersebut meningkat secara signifikan sebesar 93 persen atau hampir dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp430 miliar.
Direktur Utama PermataBank Chalit Tayjasanant mengemukakan bahwa menjelang tutup tahun 2021, perseroan terus menunjukan kinerja yang tetap kuat dan konsisten.
Perseroan berupaya terus menjangkau pasar dan segmen nasabah yang lebih luas dengan menawarkan inovasi produk dan jasa perbankan digital dengan sinergi dan dukungan penuh dari pemegang saham pengenali, Bangkok Bank.
"Kinerja yang positif di kuartal III/2021 juga tidak lepas dari dukungan para nasabah setia kami yang selalu maju bersama menjadikan kami bank of choice mereka serta komitmen kami untuk terus memberikan kenyamanan dan keamanan transaksi perbankan dan turut berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia," terangnya melalui siaran pers, Jumat (29/10/2021).
Secara rinci, PermataBank membukukan pertumbuhan aset sebesar 31 persen secara yoy menjadi sebesar Rp219 triliun. Capaian ini menjadikan PermataBank bertahan di jajaran 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasar nilai total aset.
Penyaluran kredit tumbuh secara signifikan 21 persen yoy menjadi sebesar Rp124,2 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi sebesar 45 persen yoy dan pertumbuhan KPR sebesar 23 persen yoy.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah bertumbuh sebesar 23 persen yoy terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 28 persen. Kenaikan ini sejalan dengan strategi perseroan untuk memfokuskan pertumbuhan simpanan nasabah denga biaya dana lebih murah untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang. Sejalan dengan hal tersebut, rasio CASA mengalami peningkatan menjadi 53 persen, lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51 persen.
Sejalan dengan pertumbuhan aset, PermataBank membukukan pendapatan operasional sebesar Rp7,5 triliun atau tumbuh 17 persen yoy dan laba operasional sebelum pencadangan tumbuh sebesar 28 persen yoy menjadi Rp3,5 triliun. Pertumbuhan pendapatan operasional dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 28 persen.
Hal ini mencerminkan pengelolaan dana, baik simpanan nasabah maupun dana setoran modal dari pemegang saham, secara optimal. Rasio beban operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) juga mengalami perbaikan menjadi sebesar 88 persen, membaik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 92 persen yang dikontribusikan oleh penurunan pencadangan kerugian kredit, sejalan dengan perbaikan kualitas portfolio kredit perseroan.
"Pertumbuhan kredit dan peningkatan kinerja Bank telah membuahkan hasil di kuartal III 2021 ini, laba bersih setelah pajak berhasil dibukukan senilai Rp831 miliar, meningkat secara signifikan sebesar 93 persen atau hampir dua kali lipat dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp430 miliar," paparnya.
Kualitas portfolio kredit Bank masih terjaga dengan baik dengan rasio NPL gross dan netto masing-masing sebesar 3,3 persen dan 0,9 persen, terkoreksi menjadi lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan rasio masing-masing sebesar 3,8 persen dan 1,5 persen.
Secara pruden perseroan membukukan pencadangan kerugian kredit untuk mengantisipasi potensi kerugian kredit yang dapat terjadi sebagai akibat pandemi yang masih berlangsung, dengan mempertahankan rasio NPL coverage sebesar 217 persen, hampir dua kali lipat dibandingkan rasio NPL coverage tahun lalu sebesar 118 persen.
Rasio permodalan Bank adalah yang terkuat di antara 10 besar Bank Komersial di Indonesia, dengan rasio CAR dan CET-1 sebesar masing-masing 34 persen dan 26 persen dimana hal ini menjadi key enabler bagi perseroan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun inorganik.
PermataBank terus memperkuat komitmen untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mendukung pemulihan perekonomian dengan menjalankan fungsi intermediari secara efektif dan efisien dengan dukungan dari Bangkok Bank PCL sebagai pemegang saham pengendali.