Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Amar Catat Laba Rp214,99 Miliar, Tumbuh 43% per 2024

PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) membukukan laba bersih senilai Rp214,99 miliar pada 2024, tumbuh 20,8% secara tahunan.
Bank Amar/tunaiku.com
Bank Amar/tunaiku.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) membukukan laba bersih senilai Rp214,99 miliar pada 2024, tumbuh 20,8% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp177,97 miliar pada 2023.

Presiden Direktur Bank Amar Vishal Tulsian memaparkan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih dan pendapatan non-bunga yang melonjak dibandingkan tahun sebelumnya.

"Keberhasilan ini merupakan bukti dari strategi kami yang mengedepankan inovasi digital dan komitmen mendukung UMKM dalam memperluas akses keuangan," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (9/4/2025).

Selain itu, dia menyebut pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi segmen pinjaman digital melalui platform Tunaiku, yang sekaligus menjadi kontributor pertumbuhan kredit terbesar.

Berdasarkan laporan keuangannya, penyaluran kredit Bank Amar mencapai Rp383,56 miliar pada 2024, tumbuh 19,38% YoY dari Rp321,28 pada 2023.

Rasio kredit bermasalah alias nonperforming loan (NPL) gross tercatat pada level 10,25%, naik dari 9,23%. NPL net turun tipis dari 1,29% menjadi 1,07% pada periode yang sama.

Sementara itu, dari sisi simpanan, dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat pada kisaran 52% secara tahunan menjadi Rp1,08 triliun. Jumlah itu terdiri dari giro sebesar Rp94,31 miliar, tabungan senilai Rp203,55 miliar, serta deposito sebanyak Rp782,43 miliar.

Terkait rasio kinerja lainnya, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) berada pada level 126,31% per Desember 2024.

Vishal menyebut bahwa pihaknya akan mempertahankan momentum di tahun 2025, salah satunya dengan memperluas penyaluran kredit produktif dengan prinsip kehati-hatian. Pihaknya juga akan fokus pada penguatan ekosistem digital melalui kolaborasi strategis dan inovasi embedded banking.

“Kami berkomitmen untuk menjaga rasio NPL di bawah batas maksimal yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan,” tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper