Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Pertamax Naik, Emiten Multifinance Bakal Puasa?

Sebagai pengingat, sektor otomotif Tanah Air pernah memiliki sejarah kelam akibat naiknya harga minyak dunia di 2005, karena di tahun berikutnya, pasar mobil anjlok hampir 40 persen (year-on-year/yoy).
Karyawan WOM Finance melayani nasabah di kantor Palembang. /Istimewa
Karyawan WOM Finance melayani nasabah di kantor Palembang. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu sentimen negatif buat geliat transaksi di sektor otomotif telah datang, yaitu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) RON 92 milik Pertamina atau Pertamax. Industri multifinance atau pembiayaan kendaraan bermotor masih percaya diri atau bersiap puasa?

Pengamat industri pembiayaan dan otomotif sekaligus mantan bos Astra Credit Companies (2015) Jodjana Jody sudah menebak bahwa penjualan kendaraan tahunan kali ini bakal tertahan sejak naiknya harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex beberapa waktu lalu.

Terkini, ekspektasi diturunkan lagi, seiring keputusan PT Pertamina (Persero) yang secara resmi menaikkan harga Pertamax dari Rp9.000–Rp9.400 per liter menjadi Rp12.500–Rp13.000 per liter mulai hari ini, 1 April 2022.

"Efeknya terhadap penjualan sektor otomotif dan permintaan kredit kendaraan akan mulai terlihat setelah lebaran nanti. Kalau daya beli masyarakat semakin tertekan, [pertumbuhan] ekonomi berat, ditambah ada kenaikan PPN pula, industri terkait otomotif akan menurunkan ekspektasi, membidik prospek kinerja yang lebih realistis," ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (1/4/2022).

Jody mengingatkan bahwa sektor otomotif Tanah Air pernah memiliki sejarah kelam akibat naiknya harga minyak dunia di 2005, karena di tahun berikutnya, pasar mobil anjlok hampir 40 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Oleh sebab itu, kendati sektor otomotif masih mengantongi sentimen positif, seperti meredanya pandemi, subsidi pajak barang mewah (PPnBM) untuk beberapa jenis mobil baru, sampai moncernya aktivitas usaha terkait komoditas di sebagian wilayah, semuanya akan percuma apabila dibayangi potensi lonjakan inflasi dan melonjaknya harga barang-barang konsumsi.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengungkap bahwa kenaikan harga BBM memang akan sedikit mengancam proyeksi penyaluran pembiayaan terkait kendaraan.

Namun, selama hanya BBM nonsubsidi buat konsumen kelas menengah ke atas yang harganya naik, besar kemungkinan permintaan kredit kendaraan segmen menengah masih bisa menjadi andalan.

"Kalau Pertalite juga ada kenaikan harga, mungkin baru akan terasa lebih banyak konsumen yang mengerem membeli atau berganti kendaraan. Tapi dalam waktu dekat, pembiayaan kendaraan via leasing masih ada prospek positif yang didukung momentum jelang lebaran. Nanti kita lihat bagaimana kondisinya setelah itu," jelasnya kepada Bisnis.

Sebagai informasi, berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total piutang pembiayaan bersih industri leasing per Januari 2022 senilai Rp367,11 triliun tercatat telah tumbuh 0,37 persen (yoy) dan tercatat terus membaik sejak titik terendahnya selama dua tahun belakangan, tepatnya pada Agustus 2021 senilai Rp358,78 triliun.

Berdasarkan objek pembiayaan, mobil baru masih merupakan penyumbang terbesar, nilainya naik 2,1 persen (yoy) ke Rp112,99 triliun. Adapin, outstanding motor baru sebagai kontributor terbesar kedua pun naik tipis 0,4 persen (yoy) ke Rp64,97 triliun.

APPI masih memasang target konservatif buat total piutang pembiayaan bersih industri bisa tumbuh 6-8 persen (yoy) pada tutup buku 2022 nanti. Adapun, proyeksi paling optimistis disesuaikan dengan proyeksi OJK, yaitu tumbuh 12 persen (yoy).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper