Bisnis.com, YOGYAKARTA - PT BTPN Syariah Ventura, perusahaan modal ventura milik PT BTPN Syariah Tbk. menargetkan dapat mendanai minimal 1 perusahaan rintisan per tahun.
Direktur Utama BTPN Syariah Ventura Ade Fauzan mengatakan meski secara jumlah sangat sedikit, startup yang akan mendapat pendanaan dari perusahaan adalah startup-startup berkualitas dan sejalan dengan visi perusahaan yaitu mendorong inklusi keuangan.
“Target kami 1 perusahaan rintisan per tahun, selama 3 tahun. Tetapi balik lagi kami melihat kondisi di lapangan karena aktivitasnya tentu berbeda,” kata Ade di Yogyakarta, Kamis (17/6).
Ade mengatakan dalam memberi pendanaan, perusahaan sangat berhati-hati. Proses pendanaan dilakukan cukup ketat dan panjang, untuk bisa menyaring perusahaan rintisan yang dapat tumbuh bersama dengan BTPN Syariah.
Sebagai mitra strategis, BTPN Syariah Ventura akan memberi akses perusahaan rintisan yang mendapat pendanaan kepada para nasabah, sehingga dari sisi bisnis BTPN Syariah Ventura dapat memprediksi kondisi perusahaan rintisan yang memperoleh pendanaan.
BTPN Syariah Ventura berusaha menghindari berinvestasi di perusahaan yang memiliki fokus bisnis berbeda dengan induk perusahaan BTPN Syariah.
Baca Juga
“Kami tidak masuk kesembarangan perusahaan. Jadi kami yakin pasarnya ada. Berbeda jika kita masuk ke industri yang kita tidak tahu mau apa,” kata Ade.
PT BTPN Syariah Ventura sendiri mendapat izin beroperasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 Mei 2022. BTPN Syariah Ventura memiliki modal dasar entitas sebesar Rp500 miliar dan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp 300 miliar.
BTPN Syariah Ventura mempunyai dua pemegang saham yaitu BTPN Syariah sebesar 99 persen, sementara induk BTPN Syariah yakni PT Bank BTPN tbk (BTPN) memegang sisanya sebesar 1 persen.
Tidak lama setelah diluncurkan, BTPN Syariah Ventura mengumumkan pendanaan ke perusahaan rintisan rural e-commerce, Dagangan, senilai US$6,6 juta atau setara dengan Rp95,4 miliar.
Perusahaan rintisan yang bermarkas di Yogyakarta tersebut menggunakan model hub-and-spoke dalam operasional bisnisnya. Dagangan membangun pusat pengadaan kebutuhan pokok atau micro fulfillment center (hub) di kota-kota tier 3-4 dan wilayah pedesaan, yang nantinya akan membuat biaya logistik bagi ultra mikro menjadi lebih efisien.