Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HSBC, StanChart, dan Bank of America Berencana Ikut Danai Pensiun Dini PLTU Cirebon-1

Dilansir dari Bloomberg, seorang sumber menjelaskan ketiganya telah mengusulkan bantuan pendanaan untuk mempercepat penghentian operasi PLTU Cirebon-1.
PLTU Cirebon-1 dengan kapasitas 660 megawatt (MW) yang berlokasi di Jawa Barat rencananya akan dipensiunkan lebih awal melalui skema energy transition mechanism. Dok cirebonpower.co.id
PLTU Cirebon-1 dengan kapasitas 660 megawatt (MW) yang berlokasi di Jawa Barat rencananya akan dipensiunkan lebih awal melalui skema energy transition mechanism. Dok cirebonpower.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank asing, seperti HSBC Holdings Plc, Standard Chartered, dan Bank of America Corp. sedang mencari peluang untuk ikut mendanai pensiun dini pembangkit batu bara atau PLTU. Hal ini dinilai sebagai sinyal bank-bank raksasa meningkatkan komitmen untuk melakukan investasi yang diperlukan untuk transisi energi global.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (5/3/2024), sumber yang enggan disebutkan namanya menjelaskan ketiganya telah mengusulkan bantuan pendanaan untuk mempercepat penghentian operasi PLTU Cirebon-1 yang berbasis batu bara di Jawa Barat. Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (MUFG) juga disebutkan sedang dalam pembicaraan untuk ikut berpartisipasi, tetapi belum mengajukan secara resmi.

Sementara, saat dimintai keterangan, juru bicara keempat bank asing itu memilih untuk menolak berkomentar terkait dengan transaksi tersebut.

Usai pertimbangan panjang mengenai bagaimana kesepakatan akan berlangsung, muncul momentum selama beberapa bulan terakhir. Peningkatan minat bank-bank itu menyusul penandatanganan perjanjian tidak mengikat antara Asian Development Bank (ADB), PT PLN, Indonesia Investment Authority (INA), dan pemilik pembangkit listrik, yaitu Marubeni Corp., PT Indika Energy, dan Korea Midland Power Co.

Sebagai informasi, PLTU Cirebon menjadi salah satu dari ratusan pembangkit listrik berbasis batu bara yang mengalirkan listrik untuk perumahan dan industri di wilayah Asia Tenggara.

Program pensiun dini PLTU itu pun memerlukan pembiayaan kembali investasi awal. Bank-bank pembangunan dan lembaga keuangan swasta telah setuju untuk bekerja sama melakukan hal tersebut, termasuk pembiayaan di bawah paket bantuan iklim multilateral yang dikenal sebagai Just Energy Transition Partnerships (JETPs).

Dalam praktiknya, usaha untuk mengkolaborasikan modal swasta dan pembiayaan publik tidaklah mudah. Sejumlah bank global menyatakan persetujuan itu berisiko dan terdapat sedikit preseden. Banyak lembaga pembiayaan yang melarang pendanaan di sektor batu bara sebagai komitmen mendukung industri hijau.

ADB, yang memimpin kesepakatan PLTU Cirebon, sebelumnya telah melakukan persiapan pembiayaan sendiri, tetapi kondisi sekarang berubah. Sebagai respons permintaan proposal pada Januari lalu, beberapa komersial bank dikabarkan menyatakan minat dan ADB sedang melakukan seleksi pemberi pinjaman. Diperkirakan, kesepakatan akan tercapai pada Juni, ujar salah seorang juru bicara ADB.

Rencananya, sebagian besar ekuitas PLTU akan diubah menjadi utang untuk membayar satu kali dividen sebagai kompensasi kepada para investor atas hilangnya pendapatan di masa depan.

Lembaga pembiayaan akan mendanai dengan suku bunga yang ada di pasar dan ADB akan mencampur pinjaman tersebut dengan dana yang ada dengan tujuan menurunkan suku bunga sehingga utang menjadi lebih murah. Pada akhirnya, utang ini bisa dilunasi selama periode PLTU masih beroperasi sebelum dimatikan.

"Tujuan saat ini adalah bagaimana mengeksekusi rencana tersebut dan merealisasikan transaksi spesifik yang membawa bank-bank mencapai tujuan tersebut tahun ini," ujar Co-Chief Executive HSBC untuk Asia-Pasific Surendra Rosha pada Climate Business Forum di Hong Kong pada Kamis minggu lalu.

Sementara, bagi pihak StanChart, Chief Sustainability Officer Marisa Drew mengatakan tujuan yang ingin dicapai adalah menjadi bagian dari kesempatan penting yang dapat dijadikan contoh di masa depan. "Kami sangat menantikan hal itu," ujarnya.

Namun, baik Rosha maupun Drew berbicara secara umum dan tidak membahas pembicaraan apa pun yang melibatkan Cirebon.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper