Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah BPR Terus Menurun, OJK Catat Ada 1.345 Bank Rakyat hingga Maret 2025

BPR di Indonesia terus turun seiring dengan langkah konsolidasi hingga pencabutan izin usaha oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ilustrasi bank/shutterstock
Ilustrasi bank/shutterstock

Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Indonesia terus berfluktuasi seiring dengan langkah konsolidasi hingga pencabutan izin usaha oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan OJK mencatat bahwa jumlah BPR per Maret 2025 mencapai 1.345 bank. Jumlah tersebut menurun 11 bank dibandingkan akhir 2024 yang sebanyak 1.356 bank.

Apabila dibandingkan secara tahunan atau dengan periode Maret 2024, jumlah BPR saat itu masih berada pada level 1.392 bank.

Tren penurunan cenderung terjadi dalam beberapa tahun ke belakang. Pada penghujung 2023, jumlah BPR mencapai 1.402, terus menurun dari akhir 2022 yang sebanyak 1.441 bank dan akhir 2021 yang sejumlah 1.468 bank.

Pada tahun ini, OJK baru melakukan satu pencabutan izin usaha (CIU) terhadap PT BPRS Gebu Prima yang berlokasi di Medan, Sumatra Utara pada Kamis (17/4/2025) lalu. Keputusan ini baru dilakukan usai OJK mengambil tindakan serupa terhadap 20 bank sepanjang 2024 lalu.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, memaparkan bahwa pencabutan izin usaha bank bersifat dinamis, selagi pihaknya juga mengupayakan deteksi masalah sejak dini.

“Proyeksi BPR/S yang akan mengalami CIU pada tahun 2025 bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh upaya penyehatan yang dilakukan oleh pengurus dan/atau pemegang saham pengendali BPR/S,” katanya dalam jawaban tertulis hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK bulanan, dikutip pada Senin (16/6/2025).

Di sisi lain, langkah konsolidasi berupa merger baru-baru ini ditempuh oleh empat BPR di bawah kepemilikan yang sama untuk menjadi satu entitas.

PT BPR Rejeki Insani dan PT BPR Dutabhakti Insani yang berlokasi di Jawa Tengah, serta PT BPR Bina Kharisma Insani dari Jawa Timur akan digabungkan ke dalam PT BPR Bina Sejahtera Insani yang juga berbasis di Jawa Tengah.

OJK telah memberikan lampu hijau untuk aksi merger ini sebagaimana termaktub dalam surat OJK No. S-117/PB.02/2025 tanggal 5 Juni 2025.

Struktur pemegang saham PT BPR Bina Sejahtera Insani sebagai surviving entity dari proses tersebut akan menjadi sebagai berikut: PT Insani Investama menguasai 93%, Alex Iskandar Widjaja sebesar 5,67%, Hermingsih sebanyak 0,33%, dan Koperasi Karyawan Insani sebesar 1%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper