Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi Beberkan Penyebab Return Investasi Dana Pensiun Merosot dalam 5 Tahun Terakhir

Asosiasi mengatakan faktor utama penurunan return on investment dana pensiun adalah karena penurunan suku bunga atau kupon obligasi.
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta, Selasa (8/10/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta, Selasa (8/10/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi dana pensiun membeberkan penyebab tingkat pengembalian investasi atau return on investment (ROI) dana pensiun mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ROI dana pensiun dari 2019 hingga 2023 merosot tajam. Berturut-turut adalah 8,51% pada 2019, 8,66% pada 2020, 6,06% pada 2021, 5,55% pada 2022, menjadi 6,86% pada Desember 2023.

Staf Ahli Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi mengatakan faktor utama penurunan ROI ini adalah karena penurunan suku bunga atau kupon obligasi.

"Faktor utama penurunan suku bunga atau kupon obligasi karena sebagian besar investasi dana pensiun di fixeds income. Tidak memungkinkan mencapai ke level tahun 2019 karena sifat investasi dana pensiun adalah rollover," kata Bambang kepada Bisnis, Senin (14/10/2024).

Bambang mengatakan, strategi yang bisa ditempuh dana pensiun untuk meningkatkan kinerja ROI adalah dengan menambah investasi pada instrumen saham dengan disertai analisis yang komprehensif. Diharapkan dengan begitu ROI danan pensiun meningkat melalui fluktuasi pasar saham.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), Syarif Yunus merinci ROI DPLK dalam kurun lima tahun terakhir selalu di bawah rata-rata ROI industri dana pensiun.

"Faktornya selain kondisi ekonomi, tentu edukasi dan kompetensi investasi," kata Syarif.

Berbeda dengan Bambang, Syarif yakin performa ROI dana investasi bisa kembali seperti pada 2019. Khusus DPLK, tercatat ROI dana pensiun ini pada 2019 sebesar 8,17%, turun menjadi 4,29% per Agustus 2024.

"Tentu bisa saja [kembali ke kinerja seperti di 2019], karena instrumen investasi yang kompetitif kan ada. Hanya pilihan investasi di DPLK adalah dipilih peserta maka edukasi sangat diperlukan," kata Syarif.

Karena pilihan investasi di DPLK ditentukan peserta, Syarif menjelaskan strategi untuk meningkatkan ROI dana pensiun ini adalah dengan melakukan edukasi kepada peserta. Syarif juga menegaskan turunnya ROI di DPLK ini tidak menjadi masalah dalam pembayaran manfaat dana pensiun.

"Terkait manfaat, sebenarnya di DPLK sudah tersedia saat peserta pensiun, tinggal besar investasi yang diperoleh saja. Lagi pula ada life cycle fund jadi pembayaran manfaat pensiun tidak masalah di DPLK," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper