Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AAUI Luncurkan Peta Jalan Asuransi Pertanian Hingga 2030, Ini Isinya

Peta jalan ini merupakan hasil dari diskusi antara AAUI dan UNDP melalui Insurance and Risk Finance Facility (IRFF) serta para pemangku kepentingan lainnya.
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) bersama United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia melakukan soft launching Peta Jalan AAUI Pengembangan Asuransi Pertanian di Indonesia 2025-2030.

Budi Herawan, Ketua Umum AAUI menjelaskan peta jalan ini merupakan hasil dari proses diskusi yang panjang dan kolaboratif antara AAUI dan UNDP melalui Insurance and Risk Finance Facility (IRFF) serta para pemangku kepentingan lainnya. 

"Tujuan dari penyusunan peta jalan ini adalah untuk membangun ekosistem asuransi pertanian yang berkelanjutan di Indonesia guna mendukung ketahanan pangan nasional dan perlindungan risiko usaha tani yang semakin kompleks," kata Budi saat acara soft launching di Lumire hotel, Jakarta, Senin (24/3/2025).

Budi melihat sektor pertanian memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional, namun pada saat yang sama juga sangat rentan terhadap risiko seperti cuaca ekstrem, perubahan iklim, hingga fluktuasi harga komoditas. 

"Di sinilah pentingnya peran asuransi pertanian untuk menjadi bagian dari solusi mitigasi risiko yang sistemik dan terintegrasi," pungkasnya.

Dalam dokumen peta jalan, pengembangan asuransi pertanian akan dilakukan dalam tiga fase. Fase pertama adalah persiapan fondasi dan pilot project yang dilakukan dari periode 1 Januari 2025 hingga 31 Desember 2026.

Dalam tahap pertama ini, asuransi pertanian difokuskan pada pengembangan regulasi dan kebijakan, identifikasi sumber-sumber pendanaan, riset pasar dan kebutuhan, pemetaan dan keterlibatan pemangku kepentingan, peningkatan kapasitas, mendesain prototipe produk lengkap dengan model bisnis, peluncuran program pilot sampai dengan integrasi teknologi digital.

Fase kedua, yakni pengembangan asuransi pertanian secara komersial yang dilakukan dalam rentang 1 Januari 2027 sampai 31 Desember 2028.

Beberapa aspek yang dikembangkan dalam tahap kedua ini antara lain mengembangkan dan menjaga ekosistem asuransi pertanian dan produk yang telah sukses diuji coba. Selain itu, dilakukan pengembangan jaringan distribusi atau replikasi, peningkatan kapasitas untuk petani, hingga melakukan manajemen risiko.

Terakhir, fase ketiga adalah pengembangan dan ekspansi asuransi pertanian yang ditargetkan terlaksana dalam periode 1 Januari 2029 hingga 31 Desember 2030. Aspek-aspek yang dilakukan pada fase ketiga ini sama, alias pengulangan dari fase kedua. Bedanya, ditargetkan peningkatan pengembangan sebesar 10% untuk beberapa indikator seperti jumlah peserta atau petani, tingkat kesejahteraan petani dan pendapatan bersih petani dari usaha.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper