Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja beragam dibukukan bank-bank milik investor Asia Tenggara (Asean) seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand di Indonesia pada kuartal I/2025.
Sebagian bank berhasil meningkatkan profitabilitas berupa laba bersih yang tumbuh positif pada tiga bulan pertama tahun ini, usai membukukan penyusutan ataupun kerugian selama 2024. Sebagian lainnya justru terkontraksi.
Terdapat setidaknya enam bank asal Asia Tenggara yang telah melaporkan kinerja keuangan kuartal I/2025, antara lain CIMB Niaga, Bank OCBC NISP, Bank Permata, Maybank Indonesia, Bank UOB Indonesia, hingga Bank Maspion.
CIMB Niaga mencatatkan perolehan laba tertinggi, sedangkan Maybank Indonesia membukukan laju pertumbuhan laba paling cemerlang secara tahunan (year on year/YoY) pada tiga bulan pertama tahun ini. Berikut rangkuman Bisnis terkait kinerja bank-bank besutan investor Asean:
CIMB Niaga
PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp1,8 triliun pada kuartal I/2025, tumbuh 7,36% YoY dari Rp1,6 triliun pada kuartal I/2024.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyebut bahwa pertumbuhan laba serta kualitas aset pada awal tahun ini mencerminkan penerapan manajemen risiko yang disiplin, sebagaimana rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross yang membaik dari 2,14% menjadi 1,85%.
“Kami terus memperkuat fondasi bisnis melalui pertumbuhan dengan prinsip kehati-hatian dan investasi strategis untuk mendukung penciptaan nilai jangka panjang,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/4/2025).
Bank besutan korporasi keuangan asal Malaysia, CIMB Group ini membukukan penyaluran kredit Rp171,07 triliun pada kuartal I/2025, naik 2% dari sebelumnya Rp167,71 triliun. Aset CIMB Niaga pun naik 2,99% dari Rp360,2 triliun menjadi Rp370,9 triliun.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun CIMB Niaga mencapai Rp254,2 triliun, tumbuh 2,5% secara tahunan. Komposisi dana murah (current account saving account/CASA) meningkat 7% YoY menjadi Rp171,4 triliun.
OCBC NISP
PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) besutan investor Singapura membukukan laba bersih senilai Rp1,29 triliun pada kuartal pertama 2025, tumbuh 11% YoY dari Rp1,16 triliun pada periode sama tahun lalu.
Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja mengatakan bahwa capaian kinerja sepanjang tiga bulan pertama tahun ini mencerminkan strategi perseroan yang fokus pada pertumbuhan berkualitas.
"Meskipun di awal tahun ini masih diwarnai dengan dinamika kondisi makroekonomi global, pertumbuhan bank yang solid ini mencerminkan kepercayaan nasabah terhadap bank yang tetap terjaga," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (30/4/2025).
Mengutip laporan keuangannya, total kredit dan pembiayaan syariah OCBC mencapai Rp168,42 triliun per kuartal I/2025, naik 10,74% dari Rp152,09 triliun. Aset perseroan pun tumbuh 16,15% YoY menjadi Rp293,29 triliun dari sebelumnya Rp252,52 triliun.
Dari sisi simpanan, DPK OCBC tercatat tumbuh 21% YoY menjadi Rp217,7 triliun, terdongkrak pertumbuhan deposito berjangka sebesar 40% YoY dan dana murah (CASA) sebesar 7% YoY.
Bank Permata
PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp788,97 miliar pada kuartal I/2025, terkoreksi 2,27% YoY dari Rp807,31 miliar pada periode sama tahun lalu.
Kendati demikian, Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli menyebut bahwa kinerja pada awal tahun ini diiringi keyakinan perseroan bahwa strategi jangka panjang yang diterapkan berada di jalur yang tepat.
"Fokus kami tidak hanya pada pertumbuhan, tetapi juga pada menciptakan nilai bermakna yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan. Kami akan terus memperkuat layanan dan digitalisasi, mendorong inklusi keuangan, serta meningkatkan produktivitas dalam organisasi, agar Permata Bank dapat terus relevan dan kompetitif di tengah perubahan yang begitu cepat," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (23/4/2025).
Bank yang dikendalikan Bangkok Bank asal Thailand ini membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan senilai Rp156,6 triliun per kuartal I/2025, tumbuh 6,0% YoY dari Rp147,8 trilin per kuartal I/2024.
Di sisi lain, simpanan nasabah alias DPK juga meningkat 4,8% YoY menjadi Rp187,4 triliun. Dana murah atau CASA tumbuh 6,5%, dengan rasio sebesar 58,6% dari keseluruhan simpanan.
Maybank Indonesia
PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) membukukan laba bersih konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp376,25 miliar per kuartal I/2025, berbalik tumbuh 265,1% YoY dari rugi bersih Rp227,9 miliar pada kuartal I/2024.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan menyebut bahwa pertumbuhan ini tercapai melalui fokus terhadap portofolio pembiayaan ritel, usaha kecil dan menengah, serta pembiayaan korporasi lokal berskala besar.
“Dalam upaya untuk meningkatkan ketangguhan dan kemampuan kami dalam menggapai peluang pertumbuhan lebih lanjut, secara proaktif kami akan terus meninjau, serta melakukan rebalancing terhadap portofolio pembiayaan agar selaras dengan strategi super growth yang telah ditetapkan dan terus menjaga kualitas aset pada yang sehat,” katanya dalam siaran pers, Rabu (30/4/2025).
Bank asal Malaysia ini membukukan penyaluran kredit Rp122 triliun pada kuartal I/2025, relatif stagnan dibandingkan pada kuartal I/2024. Total aset Maybank Indonesia meningkat 6,8% menjadi Rp189,81 triliun.
Di sisi simpanan, DPK Maybank Indonesia menyusut 4,9% YoY menjadi Rp111,5 triliun, dengan komposisi dana murah sebesar 53%. Steffano menyebut hal ini sehubungan dengan pengelolaan biaya dana yang ditempuh bank.
UOB Indonesia
PT Bank UOB Indonesia membukukan laba bersih senilai Rp303,56 miliar pada kuartal I/2025, tumbuh 87,54% YoY dari Rp161,86 miliar pada kuartal I/2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, capaian ini ditopang oleh beban pencadangan (impairment) yang turun signifikan 42,33% YoY menjadi Rp138,25 miliar pada bulan ketiga tahun ini, dibanding Rp239,73 miliar pada bulan ketiga tahun lalu.
Pendapatan bunga bersih UOB Indonesia juga tercatat sebesar Rp1,41 triliun, tumbuh tipis 1,37% secara tahunan dari Rp1,39 triliun.
Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit UOB Indonesia tumbuh 18,50% YoY hingga mencapai Rp107,64 triliun per kuartal I/2025, dibanding Rp90,84 triliun pada kuartal I/2024. Aset perseroan pun terkerek naik 3,89% YoY dari Rp159,91 triliun menjadi Rp166,14 triliun.
Terkait simpanan, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun UOB Indonesia terkoreksi 1,87% YoY menjadi Rp120,94 triliun pada kuartal I/2025, dari sebelumnya Rp123,94 triliun pada kuartal I/2024.
Bank Maspion
PT Bank Maspion Indonesia Tbk. (BMAS) membukukan laba bersih Rp30,73 miliar sepanjang kuartal I/2025, turun 26,2% YoY dari Rp41,63 miliar pada kuartal I/2024.
Mengutip laporan keuangan, bank asal Thailand ini mencatatkan pendapatan bunga bersih yang tumbuh tipis 0,73% YoY menjadi Rp183,61 miliar. Namun, pos beban seperti beban lainnya melonjak 28,28% YoY dari Rp58,82 miliar menjadi Rp75,46 miliar.
Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit Bank Maspion tumbuh 0,45% secara tahunan menjadi Rp14,34 triliun, dari sebelumnya Rp14,28 triliun.
Aset BMAS tumbuh positif 13,65% YoY pada tiga bulan pertama tahun ini hingga mencapai Rp23,95 triliun, dari sebelumnya Rp21,07 triliun.
Sementara itu, penghimpunan DPK Bank Maspion mencapai Rp15,19 triliun, tumbuh 27,44% YoY dari Rp11,92 triliun sepanjang periode serupa. Komposisi dana murah naik 84,81% menjadi Rp4,42 triliun, dengan rasio 29,08% dari keseluruhan simpanan.