Bisnis.com, Jakarta — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bertemu dengan jajaran petinggi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) pada Rabu (7/5/2025).
Dalam foto yang diunggah di akun Instagram miliknya, Erick melaksanakan rapat bersama Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian BUMN Rabin Hattari, Komisaris Utama Bank Mandiri Kuswiyoto, Wakil Komisaris Utama Zainudin Amali, beserta jajaran komisaris lainnya. Direktur Utama Darmawan Junaidi beserta jajaran direksi Bank Mandiri pun turut hadir dalam pertemuan bersama itu.
Erick menekankan pentingnya kesiapan perbankan nasional dalam menghadapi tantangan ketidakpastian global. Dia mengingatkan jajaran komisaris dan direksi agar secara aktif melakukan stress test sebagai langkah antisipatif terhadap potensi gejolak ekonomi dunia.
"Stress test merupakan langkah penting agar kita tidak hanya bereaksi ketika krisis terjadi, tetapi mampu bertindak proaktif dalam menjaga stabilitas bank," ujar Erick dalam keterangan yang disampaikan melalui akun Instagram resminya, Selasa (7/5/2025).
Erick juga menyoroti pentingnya profesionalisme dan inovasi berkelanjutan dalam menjalankan peran sebagai bank milik negara. Apalagi setelah disahkannya Undang-Undang (UU) BUMN yang baru.
Sebagaimana diketahui, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengesahkan Rancangan UU BUMN menjadi UU BUMN pada Selasa, 4 Februari 2025.
Baca Juga
Erick memandang Bank Mandiri harus mampu menjaga daya saing di tengah era pasar terbuka.
"Sebagai bank negara, Bank Mandiri perlu selalu mengedepankan profesionalitas dan inovasi berkelanjutan sebagai upaya menjaga daya saing pada era pasar terbuka," sebutnya.
Kinerja Bank Mandiri (BMRI)
Bank Mandiri membukukan laba konsolidasian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp13,87 triliun pada kuartal I/2025. Capaian ini naik 3,89% dibandingkan kuartal I/2024 yang sebesar Rp12,7 triliun.
Dalam laporan keuangan yang dirilis melalui situs resmi Bank Mandiri, Selasa (29/4/2025), pendapatan bunga bersih dan syariah tercatat sebesar Rp39,62 triliun, tumbuh 11,51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp35,53 triliun.
Namun, beban bunga syariah juga mengalami kenaikan menjadi Rp14,12 triliun dari sebelumnya Rp11,34 triliun. Dengan demikian, pendapatan bunga dan syariah bersih tercatat sebesar Rp25,5 triliun, naik dari Rp24,18 triliun pada kuartal I/2024.
Bank Mandiri juga mencatat kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar Rp3,63 triliun, meningkat 1,25% dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp3,59 triliun.
Adapun total aset Bank Mandiri per 31 Maret 2025 tercatat sebesar Rp2.463,65 triliun, meningkat 1,5% (year to date/YtD) dibandingkan posisi akhir Desember 2024 yang sebesar Rp2.427,22 triliun.