Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi likuiditas sektor perbankan kembali menunjukkan gelagat mengetat pada kuartal I/2025. Bank Indonesia (BI) mencatat simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) per Maret 2025 hanya tumbuh 4,7% secara tahunan (YoY), melambat dari laju pertumbuhan 5,6% pada Februari 2025.
Selain itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga mencatat bahwa saldo simpanan kelompok menengah ke atas, yaitu pada rentang Rp2 miliar hingga Rp5 miliar, terkontraksi sebesar 1% secara year to date (YtD) hingga bulan ketiga tahun ini.
Efdinal Alamsyah, Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) mengidentifikasi tren ini disebabkan oleh berbagai faktor di lingkup perekonomian domestik.
“Kemungkinan besar disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat, pengetatan likuiditas pasar uang, dan kompetisi instrumen investasi nonperbankan seperti SBN ritel atau pasar modal,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (7/5/2025).
Dia menjelaskan bahwa apabila pertumbuhan DPK ini tak kunjung membaik, maka tekanan likuiditas yang terjadi berpotensi untuk membatasi ekspansi kredit perbankan.
Menurutnya, perbankan akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit, khususnya terhadap segmen produktif, dengan tujuan menjaga rasio likuiditas tetap aman.
Baca Juga
Efdinal juga menyebut bahwa bank akan meningkatkan efisiensi pendanaan, mendorong pertumbuhan dana murah alias current account saving account (CASA), serta menyusun strategi suku bunga simpanan.
“Potensi perang bunga simpanan tetap terbuka, terutama antarabank di KBMI 1 yang bersaing ketat dalam menghimpun dana,” paparnya.
Adapun penghimpunan DPK perbankan pada Maret 2025 mencapai Rp8.725,6 triliun. Pelambatan ini salah satunya disebabkan oleh DPK korporasi yang hanya tumbuh 9,7% YoY menjadi Rp4.204,1 triliun, melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 12,9%.
Di sisi lain, simpanan golongan nasabah perorangan menunjukkan perbaikan dengan tumbuh 1,1% YoY menjadi Rp4.116,1 triliun, usai terkontraksi 0,9% pada Februari 2025.
Menilik komponennya, tabungan tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp2.923 triliun per Maret 2025, melaju dari pertumbuhan bulan sebelumnya yaitu 7,4% YoY.
Namun demikian, giro dan simpanan berjangka tumbuh masing-masing sebesar 3,1% YoY dan 3,2% YoY menjadi Rp2.583,9 triliun dan Rp3.219,7 triliun pada bulan ketiga tahun ini. Capaian itu melambat dari 5,3% dan 4,4% pada bulan sebelumnya.