Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mulai memperketat strategi manajemen risiko, terutama untuk menjaga kualitas kredit di sektor UMKM di tengah tekanan ekonomi global akibat konflik geopolitik dan perang tarif yang belum mereda.
Bank pelat merah ini tercatat memiliki portofolio pembiayaan UMKM terbesar di Indonesia. Hingga Maret 2025, penyaluran kredit ke sektor tersebut mencapai Rp1.126,02 triliun atau hampir 82% dari total kredit.
Namun, tingginya eksposur terhadap segmen ini membuat BRI tak bisa abai terhadap potensi risiko di tengah perlambatan konsumsi domestik dan tekanan eksternal.
“BRI tetap mengedepankan prinsip pertumbuhan yang selektif guna menjaga kualitas kredit secara berkelanjutan,” kata Direktur Manajemen Risiko BRI Mucharom, dalam keterangan resmi, Rabu (14/5/2025).
Pendekatan hati-hati itu mulai terlihat dari perbaikan sejumlah indikator risiko. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BRI turun dari 3,11% di akhir kuartal I/2024 menjadi 2,97% pada kuartal I/2025. Rasio kredit dalam kategori risiko alias loan at risk (LAR) juga pulih dari 12,68% menjadi 11,12%.
Menurut Mucharom, pemantauan nasabah diperketat lewat sistem deteksi dini (early warning system) dan penguatan sistem pendeteksian fraud. Selain itu, BRI juga tengah merevisi ulang sistem credit rating agar dapat memetakan risiko secara lebih detail berdasarkan sektor ekonomi dan wilayah.
Baca Juga
“Kami review kembali sistem dan tools yang ada. Ke depan, credit rating harus lebih granular supaya bisa membedakan karakteristik risiko antar sektor dan antar daerah,” ujarnya.
Tak hanya sistem, dia memandang bahwa kesiapan SDM juga menjadi fokus. Mucharom menyebut evaluasi dilakukan terhadap kapasitas tim di lini bisnis utama, guna memastikan mitigasi risiko berjalan optimal.
Di tengah berbagai tekanan global tersebut, BRI tetap membukukan laba bersih konsolidasi tercatat sebesar Rp13,8 triliun sepanjang kuartal I/2025, sementara total aset naik 5,49% secara tahunan menjadi Rp2.098,23 triliun.
Sebagai informasi, Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom diangkat dalam RUPST yang dilaksanakan BRI pada 24 Maret 2025 dan mulai melaksanakan tugas setelah memperoleh persetujuan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dari OJK.