Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total pendapatan premi industri asuransi jiwa sampai dengan kuartal I/2025 tumbuh 3,2% year on year (YoY) menjadi Rp47,45 triliun.
Budi Tampubolon, Ketua Dewan Pengurus AAJI merinci berdasarkan produknya, pendapatan premi dari produk tradisional tumbuh 15,6% YoY menjadi Rp30,95 triliun. Sementara pendapatan premi dari produk unit linked atau asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) terkoreksi 14,2% YoY menjadi Rp16,50 triliun.
"Meskipun pendapatan premi dari produk unit linked terlihat turun, namun penurunan yang terjadi di awal tahun 2025 tercatat lebih rendah dibanding penurunan di tahun 2024 lalu," kata Budi dalam konferensi pers di Kantor AAJI, Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Kontribusi pendapatan premi dari produk tradisional ini mencapai 65,2% dari total pendapatan premi industri asuransi jiwa.
Pendapatan premi dari produk unit linked pada kuartal I/2024 memang terkontraksi lebih dalam, yaitu 16,4% YoY dengan nilai Rp19,22 triliun. Budi mengatakan tren ini seiring dengan peningkatan pemahaman masyarakat akan perlindungan asuransi jiwa dan semakin ketatnya pengawasan regulator terhadap penjualan unit linked.
"Ke depannya, kami yakin produk ini [unit linked] akan kembali diminati oleh masyarakat," jelasnya.
Baca Juga
Kontribusi pendapatan premi dari produk unit linked ini sebesar 34,8% dari total pendapatan premi industri asuransi jiwa. Sementara berdasarkan tipe pembayaran, premi tunggal berkontribusi sebesar Rp17,16 triliun atau terkoreksi 5,4% YoY, sedangkan untuk pendapatan premi reguler tercatat sebesar Rp29,69 triliun, atau tumbuh 9,1% YoY.
Berdasarkan unit usaha, pendapatan premi dari produk asuransi jiwa konvensional tumbuh 1,8% YoY menjadi Rp40,94 triliun dan premi dari produk asuransi jiwa syariah tumbuh 12,4% YoY dengan nilai Rp6,51 triliun.
Selanjutnya, pendapatan premi berdasarkan kepemilikan dikontribusikan lebih besar oleh premi perorangan sebesar Rp36,57 triliun meski nilainya turun 0,9% YoY, sedangkan untuk premi kumpulan tercatat tumbuh 19,5% YoY dengan nilai Rp10,88 triliun.