Bisnis.com, JAKARTA – Piutang industri modal ventura per April 2025 mencatatkan pertumbuhan 1,04% year on year (YoY) menjadi Rp16,49 triliun.
Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK menjabarkan sektor ekonomi paling besar yang mendapat pembiayaan modal ventura pada periode tersebut adalah perdagangan.
"Sektor ekonomi terbesar yang dibiayai oleh industri modal ventura antara lain perdagangan sebesar Rp7,93 triliun, tumbuh 15,99% YoY," kata Agusman dalam jawaban tertulis, Rabu (4/6/2025).
Selanjutnya di urutan kedua ada sektor ekonomi informasi dan komunikasi dengan nominal pembiayaan sebesar Rp2,42 triliun. Pembiayaan tersebut melesat lebih dari dua kali lipat, yakni tumbuh 154,90% YoY.
Berikutnya di urutan ketiga adalah sektor penyewaan dengan nilai Rp2,07 triliun. Angka ini terkoreksi 7,55% YoY dibanding periode yang sama pada 2024.
Mengekor di urutan keempat, ada sektor keuangan dengan pembiayaan sebesar Rp1,12 triliun atau terkoreksi 54,49% YoY.
Baca Juga
Sementara di urutan kelima adalah sektor aktivitas rumah tangga dengan nominal pembiayaan mencapai Rp0,84 triliun atau turun 40,86% YoY.
Agusman menjelaskan bahwa fenomena tech winter yang sempat melanda pada tahun lalu membuat adanya pergeseran target pasar perusahaan modal ventura.
"Saat ini, perusahaan modal ventura banyak menargetkan sektor riil sebagai pasangan usaha, sehingga diharapkan sektor ini dapat berpengaruh positif pada perkembangan industri modal ventura ke depan," ujarnya.
Adapun pada April 2025 ini, pembiayaan modal ventura mulai pulih dari rentetan kontraksi secara tahunan pada periode-periode sebelumnya. Per Maret 2025, pembiayaan modal ventura masih terkontraksi 0,34% YoY dengan nilai sebesar Rp16,73 triliun.
Itu artinya, secara bulanan atau month to month (MtM), pembiayaan modal ventura per April 2025 terkoreksi 1,43% MtM dibandingkan Maret 2025. Meski secara bulanan terkoreksi, Agusman melihat masih banyak peluang yang bisa dimanfaatkan industri untuk meningkatkan kinerja pembiayaan.
"Program pemerintah berpotensi memperkuat industri modal ventura melalui dukungan ekosistem dan insentif. Seiring pesatnya perkembangan digital di Indonesia, sektor-sektor yang memanfaatkan digitalisasi memiliki peluang untuk didanai," pungkasnya.