Bisnis.com, JAKARTA - Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank BUMN mendapatkan sorotan dari lembaga pemeringkat global S&P Global Ratings usai memberikan setoran dividen ke BPI Danantara.
Sebagaimana diketahui, untuk tahun buku 2024, Bank Rakyat Indonesia (BRI) membagikan dividen dengan rasio 85,32% dari laba senilai Rp60,64 triliun. Kemudian, Bank Mandiri (BMRI) membagikan dividen senilai Rp43,5 triliun atau setara 78% dari laba bersih Rp55,78 triliun.
Sementara, Bank Negara Indonesia (BBNI) menebar dividen tunai Rp13,95 triliun atau setara 65% dari laba bersih 2024 yang senilai Rp21,46 triliun.
Berdasarkan catatan Bisnis, Danantara tercatat meraih penerimaan dividen jumbo sebesar Rp71,04 triliun dari tujuh emiten BUMN berdasarkan kinerja tahun buku 2024.
Kontribusi terbesar berasal dari BRI yang menyetorkan dividen kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) selaku Holding Operasional Danantara sebesar Rp27,51 triliun dari total dividen Rp51,74 triliun. Per April 2025, BKI tercatat menggenggam 53,18% saham BBRI.
Bank Mandiri bertengger di peringkat dua dengan aliran dividen Rp22,63 triliun untuk Danantara, seiring dengan kepemilikan 52% atas saham perseroan. Total dividen yang dibagikan BMRI ialah sebesar Rp43,51 triliun untuk tahun buku 2024.
Baca Juga
Sementara itu, BNI berkontribusi Rp8,37 triliun dari total dividen tahun buku 2024 senilai Rp13,95 triliun. Danantara menguasai 60% saham BBNI.
Financial Institution Ratings Director S&P Global Nikita Anand memaparkan bahwa rasio pembagian dividen tiga bank itu kian meningkat usai Danantara mengambil alih kendali dari Kementerian BUMN.
“Terdapat lonjakan dividend payout ratio dari tiga bank BUMN yang kami beri peringkat, yakni naik menjadi 65%–85% dari laba bersih mereka, dari sebelumnya 50%–60%,” katanya dalam diskusi secara daring, Rabu (11/6/2025).
Menurut Nikita, apabila dividen yang tinggi ini masuk menjadi kas Danantara secara berkelanjutan, maka rasio kecukupan modal (CAR) bank-bank tersebut dapat tereduksi sebesar 100 basis points (bps) atau 1% secara tahunan.
Perkiraan ini juga menyertakan proyeksi pertumbuhan kredit masing-masing bank sebesar 10% hingga 12% secara tahunan (year-on-year/YoY).
“Namun, kenaikan dividen ini mungkin juga bersifat temporer dan merupakan mekanisme sementara untuk memberikan pendanaan awal kepada Danantara, serta bukan merupakan perubahan permanen,” lanjutnya.
Berdasarkan presentasi kinerja perusahaan, pada kuartal I/2025 CAR BRI tercatat sebesar 24,03%. Angka ini disebut sebagai kedua terbesar di antara 10 bank besar di Indonesia. Namun, jika dilihat dari 2021, terjadi tren penyusutan CAR dari 27,16% pada 2021; 25,54% pada 2022; 27,27% pada 2023; dan 26,63% pada akhir 2024.
Rasio kecukupan modal Bank Mandiri pada kuartal I tahun ini tercatat berada pada level 17,3%. Jika dibandingkan dengan kondisi sejak 2021, level ini menjadi yang paling mini. Sebagai rincian, CAR BMRI pada 2021 sebesar 19,6%, 2022 sebesar 19,5%, 2023 sebesar 21,5%, dan 2024 sebesar 20,1%.
Adapun, BNI mencatatkan rasio CAR sebesar 22,3% pada kuartal I/2025, terdapat peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 20,5%. Apabila dibandingkan dengan akhir tahun lalu, juga terdapat kenaikan dari 21,4%.
Terlepas dari itu, S&P Global menilai bahwa perubahan pengendali bank pelat merah dari Kementerian BUMN kepada Danantara belum tampak akan berpengaruh terhadap pemeringkatan kredit yang diberikan.
Pasalnya, bank milik negara masih menguasai separuh dari keseluruhan aset perbankan Tanah Air dan hubungan dengan pemerintah masih kuat, meskipun terdapat lembaga anyar.
“Ada ketidakpastian mengenai apakah dukungan di masa depan akan mengalir langsung dari kementerian-kementerian atau melalui sovereign wealth fund yang baru,” ujar Nikita.