Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI RATE NAIK: Tekanan Pelemahan Rupiah Berkurang

BISNIS.COM, JAKARTA – Langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan atau BI rate 25 basis poin menjadi 6% dinilai tepat untuk mengurangi tekanan pelemahan rupiah dan ekspektasi kenaikan inflasi seiring rencana penaikan BBM bersubsidi.

BISNIS.COM, JAKARTA – Langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan atau BI rate 25 basis poin menjadi 6% dinilai tepat untuk mengurangi tekanan pelemahan rupiah dan ekspektasi kenaikan inflasi seiring rencana penaikan BBM bersubsidi.

Kepala Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk Anton H. Gunawan memperkirakan tekanan terhadap rupiah akan mereda karena kenaikan BI rate dan fasilitas simpanan Bank Indonesia (fasbi).  

“Langkah berani menunjukkan niat BI untuk mencoba memimpin pasar karena rupiah dalam kondisi melemah dan ekspektasi inflasi terus meningkat sebagai antisipasi kenaikan harga BBM bersubsidi,” katanya, Kamis (13/6).

Pihaknya berharap pelemahan rupiah bersifat sementara karena lebih dipengaruhi oleh sentimen global dan permintaan musiman akan dolar Amerika Serikat yang tinggi, terlihat dari cadangan devisa pada akhir Mei yang turun menjadi US$ 105,1 miliar dari US$ 107.2 miliar pada April atau setara dengan 5,8 bulan impor dan pembayaran utang.

Pemerintah dan badan anggaran DPR telah mencapai kesepakatan mengenai asumsi dan struktur anggaran perubahan, yakni dengan mematok pertumbuhan lebih rendah sebesar 6,3%, inflasi lebih tinggi sebesar 7,2% dan defisit fiskal 2,38% dari produk domestik bruto (PDB).

Pemerintah pun menyatakan penerbitan obligasi tambahan hanya sekitar Rp50 triliun untuk membiayai defisit yang lebih besar  Ini berarti pemerintah kemungkinan mampu melewati rencana kenaikan harga BBM.

“BI juga mengisyaratkan tekanan rupiah akan surut jika revisi anggaran disetujui dan harga BBM dinaikkan,” ujarnya.

Pihaknya mengusulkan agar BI meningkatkan kebijakan jika kenaikan harga BBM mulai menimbulkan dampak lebih jauh. BI rate dapat dinaikkan 50-75 basis poin (bps) karena tingkat inflasi dapat mencapai 8,7% pada akhir tahun.

Namun,  jika tingkat inflasi inti masih terkendali, BI hanya perlu menaikkan suku bunga 50 bps. Menurutnya, inflasi akan lebih rendah jika pemerintah menjaga pasokan di pasar.

Anton juga menilai kenaikan harga BBM akan mengurangi volume impor minyak sehingga defisit transaksi berjalan menjadi sekitar 2,2% dari PDB tahun ini.

“Memperbaiki persepsi domestik dan menyurutkan sentimen negatif eksternal akan mampu membawa rupiah menguat, seperti yang kita harapkan Rp9.600 per US$ pada akhir tahun,” ujarnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper