Bisnis.com, JAKARTA — Penyediaan manfaat asuransi kesehatan oleh perusahaan atau kantor akan lebih baik daripada jika karyawan membelinya masing-masing. Penyediaan asuransi kesehatan juga menandakan reputasi baik suatu perusahaan.
Hal tersebut disampaikan oleh pakar asuransi dan praktisi senior Julian Noor. Berdasarkan pengalamannya hampir 40 tahun di industri asuransi, dia menyimpulkan bahwa penyediaan asuransi kesehatan oleh perusahaan memberikan manfaat lebih besar dibandingkan jika karyawan membelinya secara individual.
Salah satu penyebabnya, perusahaan bisa melakukan negosiasi untuk mencari perusahaan asuransi dengan pelayanan terbaik dan penawaran premi yang tepat. Banyaknya karyawan sebagai calon tertanggung menjadi daya tawar bagi perusahaan untuk bisa mendapatkan rate premi yang baik.
"Asuransi kesehatan itu menurut saya lebih bagus yang meng-cover adalah perusahaan sebetulnya. Karena kalau individu agak ribet menurut saya, sih. Individu lebih bagus memakai BPJS Kesehatan," ujar Julian di Wisma Bisnis Indonesia, Senin (11/8/2025).
Perusahaan asuransi juga menurutnya akan melihat kondisi dan reputasi suatu korporasi sebagai salah satu penilaian. Perusahaan yang baik tentu tidak akan membiarkan para karyawannya sakit atau terganggu ketika sakit, sehingga penyediaan asuransi kesehatan menjadi aspek penting untuk menjaga produktivitas dan keamanan pekerja.
"Normalnya, perusahaan yang baik tidak akan membiarkan karyawannya sakit, kan. Karyawannya kalau banyak yang sakit berarti perusahaannya enggak benar juga sebetulnya," ujar Julian.
Baca Juga
Perusahaan asuransi akan menjaga hubungan dengan korporasi yang bereputasi bagus dan memperlakukan karyawannya dengan baik, sehingga lingkungan kerja menjadi positif dan karyawan jarang sakit. Alhasil, klaim kesehatan menjadi relatif terjaga.
Julian menilai bahwa rasio klaim yang rendah itu pun sebenarnya bisa menjadi alat negosiasi bagi suatu korporasi atau pemberi kerja untuk meminta premi yang lebih rendah saat perpanjangan kontrak asuransi kesehatan.
"Bahkan, setiap tahun kita bisa evaluasi juga kalau ternyata klaim kita relatif rendah, kita bisa negosiasi juga bisa enggak diturunkan [preminya] misalnya, 'karena kami kan klaimnya rendah sebetulnya'," ujar Julian yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re.
Secara umum, Julian menyarankan agar masyarakat Indonesia memiliki tiga jenis asuransi yang mendasar. Asuransi-asuransi itu bisa memberikan perlindungan maupun memenuhi tujuan finansial dalam berbagai fase hidup.
Pertama, dia menyarankan masyarakat untuk memiliki asuransi kecelakaan diri terlebih dahulu. Menurutnya, asuransi itu relatif murah dan bisa memproteksi seseorang sepanjang waktu—berbeda dengan BPJS Ketenagakerjaan yang hanya memproteksi saat waktu kerja dan perjalanan pulang-pergi menuju tempat kerja.
"Jadi, kalau menurut saya salah satu alternatifnya adalah membeli asuransi kecelakaan diri sebetulnya, yang menjamin 24 jam, termasuk ketika kita bepergian sebetulnya," ujarnya.
Kedua, Julian menyarankan masyarakat membeli asuransi kesehatan, untuk melengkapi perlindungan mendasar dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan.
Ketiga, dia menyarankan masyarakat untuk membeli asuransi jiwa yang bisa memberikan manfaat biaya pendidikan anak. Masyarakat kerap mengetahuinya sebagai manfaat beasiswa dari asuransi.
"Menjaminnya adalah kalau kemudian kita meninggal di tengah jalan, maka biaya [pendidikan] anak kita tadi tetap akan digantikan oleh perusahaan asuransi sampai kemudian dia lulus. Itu satu hal yang menurut saya paling jelas menenangkan," ujar Julian.