Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia mencatatkan jumlah utang luar negeri (ULN) mencapai US$269,3 miliar atau tumbuh 7,1% (year on year).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mencatatkan peningkatan pertumbuhan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan posisi utang luar negeri sektor swasta sebesar 12,2% (y-o-y) menjadi US$141,4 miliar.
Sementara itu, posisi ULN sektor publik tumbuh sebesar 1,9% (yoy) menjadi USD127,9 miliar. Jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, ULN sektor swasta hanya tumbuh 0,6%, sementara ULN sektor publik meningkat 1,6%.
"Berdasarkan jangka waktu, kenaikan pertumbuhan ULN terutama terjadi pada ULN jangka panjang," tulisnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (17/3/2014).
Menurutnya, utang berjangka panjang pada Januari 2014 tumbuh 7,1% (y-o-y), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Desember 2013 sebesar 4,1% (yoy). Sementara itu, utang berjangka pendek tumbuh 7% (y-o-y), sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,1% yoy.
Pada Januari 2014, utang luar negeri jangka panjang tercatat sebesar US$222,8 miliar, atau mencapai 82,7% dari total.
Dari jumlah tersebut, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai US$121,5 miliar (95% dari total ULN sektor publik), sementara ULN berjangka panjang sektor swasta sebesar US$101,3 miliar (71,7% dari total ULN swasta).
Tirta mengatakan peningkatan pertumbuhan terjadi pada ULN sektor finansial dan sektor pengangkutan & komunikasi. ULN sektor swasta terutama terarah pada lima sektor ekonomi, yaitu sektor keuangan (pangsa 26,5% dari total ULN swasta), sektor industri pengolahan (pangsa 20,4%), sektor pertambangan dan penggalian (pangsa 18,1%), sektor listrik, gas, dan air bersih (pangsa 11,6%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (pangsa 7,6%). (55)
Wow... Utang Luar Negeri Januari 2014 Capai US$269,3 Miliar
Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia mencatatkan jumlah utang luar negeri mencapai US$269,3 miliar atau tumbuh 7,1% (year on year).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mencatatkan peningkatan pertumbuhan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan posisi utang luar negeri sektor swasta sebesar 12,2% (y-o-y) menjadi US$141,4 miliar.
Sementara itu, posisi ULN sektor publik tumbuh sebesar 1,9% (yoy) menjadi USD127,9 miliar. Jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, ULN sektor swasta hanya tumbuh 0,6%, sementara ULN sektor publik meningkat 1,6%.
"Berdasarkan jangka waktu, kenaikan pertumbuhan ULN terutama terjadi pada ULN jangka panjang," tulisnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (17/3/2014).
Menurutnya, utang berjangka panjang pada Januari 2014 tumbuh 7,1% (y-o-y), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Desember 2013 sebesar 4,1% (yoy). Sementara itu, utang berjangka pendek tumbuh 7% (y-o-y), sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,1% yoy.
Pada Januari 2014, utang luar negeri jangka panjang tercatat sebesar US$222,8 miliar, atau mencapai 82,7% dari total.
Dari jumlah tersebut, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai US$121,5 miliar (95% dari total ULN sektor publik), sementara ULN berjangka panjang sektor swasta sebesar US$101,3 miliar (71,7% dari total ULN swasta).
Tirta mengatakan peningkatan pertumbuhan terjadi pada ULN sektor finansial dan sektor pengangkutan & komunikasi. ULN sektor swasta terutama terarah pada lima sektor ekonomi, yaitu sektor keuangan (pangsa 26,5% dari total ULN swasta), sektor industri pengolahan (pangsa 20,4%), sektor pertambangan dan penggalian (pangsa 18,1%), sektor listrik, gas, dan air bersih (pangsa 11,6%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (pangsa 7,6%).