Bisnis.com, JAKARTA — Inflasi biaya kesehatan masih menjadi tantangan besar bagi industri asuransi jiwa.
Perusahaan asuransi jiwa PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia pun melihat kondisi ini akan menjadi pendorong klaim kesehatan asuransi jiwa hingga akhir 2024.
Karin Zulkarnaen, Chief Customer & Marketing Prudential Indonesia menjelaskan berdasarkan survei yang dilakukan Mercer Marsh Benefits (MMB) dalam Health Trends 2025, inflasi medis di Indonesia diproyeksikan mencapai angka 19% pada 2025 atau meningkat dibandingkan proyeksi tahun 2024 sebesar 17,9%. Angka proyeksi ini bahkan lebih tinggi dibandingkan inflasi umum yang diproyeksikan sebesar 3%.
"Prudential Indonesia melihat bahwa seiring dengan adanya inflasi medis yang menyebabkan peningkatan biaya medis, serta adanya tren overtreatment, klaim dan premi kesehatan diprediksi meningkat," kata Karin kepada Bisnis, Jumat (20/12/2024).
Karin menjelaskan, peningkatan klaim kesehatan terjadi karena beberapa faktor lainnya yaitu seperti perkembangan teknologi medis, meningkatnya penyakit kritis yang membutuhkan perawatan jangka panjang dan biaya mahal, kenaikan biaya perawatan dan obat-obatan serta penundaan perawatan saat pandemi mengakibatkan perawatan baru dapat dilakukan pasca pandemi.
Faktor selain itu, lanjutnya, adalah karena adanya overtreatment yang merujuk pada pemberian diagnosis, tes, atau perawatan medis yang tidak perlu atau berlebihan kepada pasien yang berdampak pada penyesuaian biaya asuransi atau premi bagi produk asuransi yang harus dibayar nasabah.
Baca Juga
"Sebagai contoh, untuk perawatan usus buntu perbandingan di beberapa Rumah Sakit dengan kelas atas, variasi harga dari Rp67 juta–Rp122 juta di tahun 2022 menjadi Rp76 juta –Rp173 juta. Biaya tersebut termasuk operasi yang biayanya dulu Rp30 juta–Rp83 juta, namun di 2024 dimulai dari Rp42 juta–Rp96 juta. Ini merupakan salah satu ilustrasi dari kenaikan biaya kesehatan," kata Karin.
Dalam kondisi inflasi medis ini, salah satu strategi yang dilakukan Prudential Indonesia adalah dengan melakukan inovasi produk. Karin menjelaskan Prudential Indonesia telah meluncurkan PRUWell, produk asuransi yang memberikan reward berupa potongan premi hingga 20% bagi nasabah yang menjaga pola hidup sehat.
Adapun dalam periode Januari–September 2024 Prudential Indonesia telah membayarkan 1,1 juta klaim dengan nilai manfaat total senilai Rp13,6 triliun. Jumlah tersebut meningkat 4% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Komponen utama klaim dan manfaat tersebut berasal dari peningkatan klaim medis sebesar Rp4,6 triliun, atau meningkat 16% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski ada peningkatan, Karin memastikan kondisi keuangan Prudential Indonesia saat ini tetap sehat dengan tingkat solvabilitas atau risk based capital (RBC) sebesar 476%.
"RBC yang di atas ketentuan regulator ini menunjukkan kemampuan Prudential Indonesia untuk dapat membayarkan klaim secara berkelanjutan hingga jangka panjang," pungkasnya.