Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di angka yang lebih rendah dari angka tahun lalu.
Corporate Secretary BSM Dian Faqihdien Suzabar mengatakan pada tahun 2014 permodalan bank syariah dengan aset terbesar secara nasional ini cukup kuat dengan indikator rasio kecukupan modal di angka 14,81%. Pada tahun ini, CAR berada di angka yang lebih rendah dari tahun lalu karena adanya peraturan mengenai perhitungan risiko operasional ke dalam bobot perhitungan CAR.
"Mengantisipasi risiko tersebut, maka pada tahun ini kami akan menjaga CAR di level 13,01%," ucapnya kepada Bisnis.com.
Pada tahun ini, BSM juga menargetkan naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3, sebab modal inti perseroan telah mencapai Rp4,72 triliun. Direktur Keuangan dan Strategi BSM Agus Dwi Handaya optimistis target tersebut dapat terealisasi pada tahun ini. Dalam regulasi, bank kategori BUKU 3 adalah bank-bank yang telah memiliki modal antara Rp5 triliun hingga Rp30 triliun.
Handaya mengatakan pada tahun ini perseroan juga akan menggenjot pertumbuhan di angka 15%-17% sejalan dengan regulasi pengawas perbankan. Pada 2017, BSM menargetkan pun return on equity (ROE) mencapai 16% hingga 18%.
"Tahun ini, kami juga lebih ketat untuk menjaga kualitas pembiayaan. Angka non performing financing (NPF) gross kami jaga di kisaran 5%," katanya.
Sebelumnya, Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Achmad Buchori mengungkapkan kendati mencatatkan penurunan kinerja sepanjang tahun lalu, industri perbankan syariah dinilai masih kuat dalam menghadapi risiko. Rasio kecukupan modal atau capital adequecy ratio (CAR) perbankan syariah masih di atas batas aman. "Saat ini rata-rata CAR perbankan syariah kita 16,1%. Sementara ini cukup," katanya.