Bisnis.com,JAKARTA—PT Bank Syariah Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp290 miliar sepanjang tahun lalu, naik 303,4% dibandingkan 2014 yang senilai Rp72 miliar.
Agus Dwi Handaya, Direktur Finance & Strategi Bank Syariah Mandiri (BSM), mengatakan pencapaian laba tersebut terutama berasal dari pertumbuhan pendapatan bersih yang meningkat Rp412 miliar atau sebesar 10,5% secara year on year (y-o-y) menjadi Rp4,35 triliun dari Rp3,94 triliun.
Pendapatan bersih yang meningkat ini karena pertumbuhan margin bagi hasil bersih sebesar 16,2% menjadi Rp3,41 triliun, sejalan dengan pendapatan margin bagi hasil yang tumbuh 7,5% menjadi Rp5,96 triliun.
“Ini karena pertumbuhan pembiayaan dan perbaikan kolektibiltas,” kata Agus saat paparan kinerja BSM 2015, Rabu (2/3/2016).
Selain pertumbuhan pendapatan bersih, lanjut Agus, pengendalian biaya overhead juga menjadi salah satu faktor pencapaian laba tersebut. Sepanjang tahun lalu, biaya overhead perseroan hanya tumbuh 3,5% melalui berbagai inisiatif efisiensi operasional tanpa mengurangi kualitas layanan.
Meski demikian, karena masih adanya tekanan pada kualitas pembiayaan, perseroan harus membentuk biaya penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) sebesar Rp1,05 triliun. Dibandingkan dengan 2014, biaya PPAP perseroan meningkat 4,2% dari Rp1,004 triliun.
Adapun non-performing financing (NPF) perseroan memang masih berada di atas 5% tahun lalu, yaitu mencapai 6,06%. Namun, NPF gross tersebut sudah menunjukkan penurunan sebesar 0,78% dibandingkan 2014 sebesar 6,84%.
Dari segi pembiayaan, sepanjang tahun lalu pembiayaan BSM tercatat mencapai Rp70,37 triliun, meningkat 5,1% dari 2014 sebesar Rp66,94 triliun. Agus mengatakan sebagian besar kontribusi pembiayaan berasal dari segmen mikro yang tumbuh 54,2% menjadi Rp3,5 triliun.