Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian badan usaha milik negara (BUMN) memproyeksi aset PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. bisa naik tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan.
Menteri BUMN, Rini M. Soemarno, mengatakan BTN punya peran sangat penting dalam mengurangi jumlah defisit hunian atau backlog yang saat ini mencapai 13,5 juta. "Kami juga aka menguatkan modal mereka [BTN]," ujarnya di Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Dia menyebut, penguatan modal diperlukan agar BTN bisa meningkatkan kapasitas penyaluran kredit, terutama untuk perumahan segmen menengah ke bawah. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat, sebanyak 93% dari jumlah backlog disumbang segmen masyarakat berpenghasilan di bawah Rp7 juta per bulan.
Sepanjang tahun lalu, aset BTN tumbuh 18,83% menjadi Rp171,8 triliun. Pertumbuhan aset disokong pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 19,8% menjadi Rp138,95 triliun.
Pertumbuhan aset yang cukup tinggi tersebut membuat BTN menyodok ke peringkat tujuh dalam klasemen sepuluh bank dengan aset terbesar di Indonesia. Dalam waktu satu tahun, BTN yang pada 2014 bertengger di posisi 9, berhasil menyalip posisi PT Bank Pan Indonesia Tbk. dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Pencapaian BTN pada 2015 juga tidak terlepas dari Program Satu Juta Rumah. Hingga Desember 2015, BTN menyalurkan kredit sebanyak Rp52,45 triliun dalam bentuk kredit pemilikan rumah (KPR) maupun kredit konstruksi dengan total unit yang dibiayai mencapai 474.099 unit.
Rini mengatakan, penguatan modal BTN juga akan selaras dengan pembentukan holding BUMN keuangan dan holding BUMN perumahan. Untuk memperkuat modal BTN, pemerintah tengah mengkaji untuk tidak mengambil dividen agar BTN bisa memupuk modal dari laba ditahan.