Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Mandiri gencar menekan biaya dana untuk mengurangi beban operasional perseroan.
Direktur Utama BSM Agus Sudiarto mengatakan biaya dana atau cost of fund perseroan pada kuartal I/2016 telah mengalami penurunan. Kendati demikian, perseroan akan terus mengupayakan penurunan biaya dana lebih lanjut.
"Biaya dana kami per Maret 2016 turun sekitar 11 basis poin dibandingkan akhir tahun," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (27/4/2016).
Agus menyebutkan untuk mengurangi biaya dana perseroan bakal menjaga porsi dana murah (current account saving account/CASA) di rasio 49%.
Per Desember 2015, dana murah yang dihimpun anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ini tercatat senilai Rp30,90 triliun yang terdiri dari dana wadiah senilai Rp Rp8,04 triliun dan dana investasi non profit sharing senilai Rp22,86 triliun. Sedangkan total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perseroan senilai Rp61,48 triliun.
BSM, lanjut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) ini, akan melakukan beberapa langkah untuk menjaring lebih banyak dana murah. Di antaranya melalui pemasaran cash management, terutama kepada institusi Islam dan nasabah wholesale untuk pengendapan dana giro.
"Kami juga bakal meningkatkan pemasaran tabungan melalui bundling produk tabungan dengan produk konsumer lainnya, serta menangkap peluang dana-dana bank operasional (BO) 2," katanya.
Selain itu, sejalan dengan penurunan suku bunga deposito bank konvensional, BSM juga tengah me-review nisbah bagi hasil simpanan berjangkanya. Agus menyatakan perseroan harus sejalan dengan kebijakan makro yang ada.
Dengan penurunan nisbah bagi hasil, katanya, akan membantu bank dalam membentuk biaya dana dan juga mengurangi cost of financing pembiayaan sehingga lebih menguntungkan nasabah.