Bisnis.com, JAKARTA--- Korporasi tambang milik negara, PT Timah (Persero) Tbk., menekan biaya aktivitas eksplorasi bulanan sepanjang Januari-September 2016 menjadi hanya Rp88 miliar dibandingkan dengan Rp109 miliar pada periode yang sama 2015.
Sekretaris Perusahaan Timah Agung Nugroho menyatakan biaya yang dikeluarkan atas kegiatan eksplorasi Timah di darat dan laut di daerah Bangka, Belitung dan Perairan Kundur terdiri dari Rp71,52 miliar untuk biaya operasional dan Rp16,68 miliar untuk biaya investasi.
Sebagai perbandingan, berdasarkan laporan emiten berkode saham TINS tersebut per September 2015, biaya operasional untuk kegiatan eksplorasi di tempat yang sama sebesar Rp66,97 miliar dan biaya investasi Rp42,22 miliar.
Menurutnya, hasil kegiatan eksplorasi sampai September 2016 mendapatkan penemuan sumber daya di darat atau laut.
“Kegiatan eksplorasi di laut mendapatkan sumber daya tereka (inferred) sebesar 183 ton, sumber daya tertunjuk (indicated) sebesar 946 ton dan sumber daya terukur (measured) sebesar 8.032 ton,” paparnya dalam keterangan tertulis, Senin (10/10).
Menurut Agung, semua penemuan itu merupakan tipe endapan timah alluvial sedangkan hasil perolehan sumber daya dari kegiatan eksplorasi di darat belum dapat dilaporkan karena masih dalam proses penyelesaian.
“Kegiatan eksplorasi di darat pada bulan September 2016 meliputi pemetaan geologi, core logging, percontoan core, pengukuran grid bor dan pemboran timah primer di pulau Bangka (A. Blasing, Pemali, Bukit Pret dan Palempang Cungfo) dan Belitung (Batu besi Damar),” paparnya.
Kegiatan eksplorasi Timah di laut pada September 2016 sendiri berupa kegiatan pemboran prospeksi dan pemboran rinci di perairan Bangka (Kantung, Cupat, Kebiang dan Kundur) dan perairan Kundur dengan menggunakan lima unit kapal bor.
Agung menambahkan rencana kegiatan eksplorasi pada Oktober 2016 adalah melakukan evaluasi dan melanjutkan kegiatan bulan sebelumnya.
Kegiatan pemboran prospeksi dan pemboran rinci di laut direncanakan menggunakan 5 kapal bor yang dialokasikan di perairan Bangka dan Kundur.
“Sedangkan untuk pemboran timah primer di pulau Bangka (A.Blasing, Pemali, Bukit Pret dan Pelempang Cungfo) dan Belitung (Batu besi Damar),” paparnya.
Pada saat ini, perusahaan memiliki kapal keruk sebanyak 6 unit, kapal perusahaan 18 unit dan kapal sewa 54 unit. Seperti diketahui, lokasi sumber daya dan cadangan perusahaan tidak hanya di daratan, tapi juga lepas pantai.
Dalam paparan yang telah disampaikan kepada investor, manajemen Timah menyatakan akan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp600 miliar untuk biaya penambahan kapal dan perawatan fasilitas kapal yang telah dimiliki.