Bisnis.com, MATARAM - Sejak diluncurkannya uang rupiah tahun emisi (TE) 2016 pada 19 Desember 2016, Bank Indonesia secara intensif melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Sosialisasi ditujukan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya pada aspek ciri-ciri keaslian uang rupiah (CIKUR) TE 2016. Lokasi edukasi tidak hanya dilakukan di wilayah perkotaan saja, melainkan juga mencapai pelosok pedesaan, salah satunya di Desa Pringgasela dan Desa Lendang Nangka Kabupaten Lombok Timur.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat Prijono kembali menegaskan dan meluruskan isu-isu yang tidak benar berkenaan dengan uang rupiah, salah satunya terkait persepsi sebagian masyarakat yang memandang rupiah memuat gambar-gambar terlarang.
"Gambar tersebut merupakan logo Bank Indonesia yang dipotong secara diagonal, sehingga membentuk ornamen yang tidak beraturan. Gambar tersebut merupakan gambar saling isi atau rectoverso, yang merupakan bagian dari unsur pengaman uang rupiah," ujar Prijono seperti dikutip Bisnis.com dari keterangan resmi yang diterima di Mataram, Kamis (26/1/2017).
Unsur pengaman dalam uang rupiah bertujuan agar masyarakat mudah mengenali ciri-ciri keaslian uang, sekaligus menghindari pemalsuan unsur pengaman.
Sosialisasi dan edukasi rupiah dilakukan langsung oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Prijono, di hadapan 100 ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok tenun di Desa Pringgasela, dan puluhan petani cabai di Desa Lendang Nangka.