Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Laba Bank Bukopin Milik Aksa Mahmud Turun

Laba PT Bank Bukopin Tbk dan anak perusahaannya secara konsolidasi tercatat mencapai Rp499,63 miliar per Juni 2017. Angka tersebut turun 14% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah Rp581,15 miliar.
Bank Bukopin/Bisnis.com
Bank Bukopin/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Laba PT Bank Bukopin Tbk dan anak perusahaannya secara konsolidasi tercatat mencapai Rp499,63 miliar per Juni 2017. Angka tersebut turun 14% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah Rp581,15 miliar. 

Adapun, secara individu, Bank Bukopin mencatatkan penurunan laba 12,7% dari Rp554,32 miliar menjadi Rp483,45 miliar. Penurunan tersebut antara lain karena turunnya laba operasional menjadi Rp591,32 miliar dari posisi Rp690,48 miliar. 

"Penurunan ini karena ekspansi kredit yang belum optimal sehingga LDR [loan to deposit ratio] bank BBKP rendah sekitar 70%. Karena LDR rendah, artinya DPK [dana pihak ketiga] naiknya dua digit sedangkan kredit di bawah 1% sehingga beban bunga naik," kata Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardy kepada Bisnis, pekan ini. 

Secara umum, terlihat adanya peningkatan beban yang membuat pendapatan dan laba operasional emiten bersandi BBKP tersebut menjadi tergerus. 

Bank di bawah bendera Bosowa Group itu mencatat kenaikan beban bunga dalam denominasi rupiah sebesar 11,1% atau Rp304,15 miliar menjadi Rp3,04 triliun. Namun, pada waktu yang sama, pendapatan bunga hanya naik 3,11% atau Rp166,61 miliar menjadi Rp4,33 triliun. 

Ada kenaikan pada pendapatan nonbunga yang disumbang pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) dari periode sebelumnya Rp55,42 miliar menjadi Rp248,89 miliar. Selain itu, ada kenaikan pendapatan dari sisi keuntungan transaksi spot dan derivatif serta dari pos pendapatan lainnya. 

Namun, kenaikan pendapatan nonbunga diikuti oleh peningkatan beban biaya, seperti kerugian penurunan nilai aset keuangan untuk kredit, beban komisi/provisi/fee dan administrasi serta beban promosi dan beban lainnya. 

"Faktor kedua yang membuat laba turun karena meningkatnya kredit bermasalah sehingga kami harus menambah CKPN," ujar Glen.

Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross Bank Bukopin tercatat naik ke level 4,6% dari periode sebelumnya 3,51%.

Bosowa Group milik Aksa Mahmud yang juga ipar Wapres RI Jusuf Kalla pada 2015 masuk menjadi pemegang saham pengendali Bank Bukopin.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper