Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EDUKASI DUIT: Tiga Kesalahan Berinvestasi

Dengan aset ruko senilai Rp700 juta, saya ingin aset tersebut bisa untuk pinjam ke bank lalu akan saya kembangkan usaha properti.
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Suatu kali, ada pertanyaan dari yang membaca artikel ini yang kira-kira begini bunyinya. Dengan aset ruko senilai Rp700 juta, saya ingin aset tersebut bisa untuk pinjam ke bank lalu akan saya kembangkan usaha properti.

Pada 2016, saya pernah mencoba mau pinjam ke bank dan dari bank menawarkan pinjaman Rp500 juta. Lantas jawaban saya seperti apa?

Begini, ada tiga kesalahan utama dalam berinvestasi. 

1. Anggarkan dana cadangan. 

Warren Buffet mengatakan bila ingin mengukur kedalaman danau, jangan masukkan kedua kaki,  bisa tercebur. Begitu kira-kira analoginya. Caranya dari pinjaman jangka panjang Rp500 juta tersebut,  jangan dianggarkan semua.  Cukup separuh, jadi anggaran Anda Rp200 juta—Rp300 juta.

Banyak yang tercekik karena anggaran terlalu mepet sedangkan usaha properti adalah jangka panjang

2. Kurangi risiko dengan bergabung dengan orang lain. 

Cobalah bergabung dengan modal orang lain untuk usaha properti. Tetapi sekarang masih lesu,  mungkin bisa ditunda 2 tahun atau 3 tahun lagi. Pengalamannya, banyak yang ambil risiko sendiri.  Dengan bergabung risiko dikurangi. 

3. Leverage kepada investor besar.

Bila Anda sabar cari developer KPR yang murah tapi ber-reputasi bagus. Cicil uang muka 2 tahun mungkin nanti 2 tahun atau 3 tahun harga naik.  Cari yang lokasi dan transpotasinya baik, jalan lebar,  cukup ramai,  di dekat developer besar.

Uang itu pasti berkembang karena bersatu mengikat kepada komitmen developer besar.  Mereka punya proyek Rp20 triliun sampai dengan Rp30 triliun yang tidak mungkin gagal

Jawaban saya kira-kira begitu pada waktu itu. Lantas, kita baru saja juga melihat kehebohan di salah satu pusat belanja di Jakarta yang pada rebutan sepatu diskon merek terkenal.  Apakah makna fenomena rebutan barang diskon ini? 

Masyarakat Indonesia memiliki salah persepsi mengenai konsep kekayaan.  Mereka memandang bahwa memiliki mobil,  sepatu merek terkenal,  jam tangan sebagai simbol kekayaan.  Padahal itu salah. 

Beberapa orang terus gali lubang tutup lubang gara-gara menggunakan kartu kredit atau mengejar barang-barang konsumtif ber-merek.

Indikator kekayaan bukan pada berapa harga mobil Anda. Ada tiga indikator kemakmuran seseorang.

1. Memperoleh penghasilan tetap tambahan secara pasif.  Misalnya ada yang memiliki penghasilan dari sewa kos,  ruko,  atau memiliki restoran. 

2. Memiliki investasi simpanan aset yang bisa menjadi agunan.  Poin kedua ini penting karena bisa menurunkan biaya bunga bank hingga 10 kali lipat lebih rendah dibandingkan dengan bunga kartu kredit. 

Banyak orang yang selamat dari beban biaya hidup yang semakin berat gara-gara mereka rajin investasi cicilan KPR yang sampai 50% dari penghasilan.

3. Memiliki likuiditas tabungan, pasif income atau pinjaman lebih dari 3-6 bulan untuk membiayai gaya hidup saat berhenti bekerja. Nah,  dalam hal ini maka kekayaan bukan indikasi berapa mobilnya dll.

Penulis

Ir Goenardjoadi Goenawan MM

Penulis buku money intelligent dan Kekuasaan itu Key Driving Force Uang

081219819915

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper