Bisnis.com, BITUNG – Bank Indonesia terus meningkatkan penyediaan Kas Titipan di berbagai daerah, termasuk Bitung. Apa sebenarnya manfaat dari dibukanya layanan tersebut?
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut) Soekowardojo mengatakan setidaknya ada empat manfaat yang bisa didapatkan dari adanya Kas Titipan di berbagai wilayah, khususnya terdepan, terpencil, dan terluar (3T).
Pertama, perbankan memiliki ketersediaan uang layak edar (ULE). Perbankan kini memiliki akses lebih cepat untuk mendapatkan ULE dan uang hasil cetakan sempurna (HCS). Kedua, kebutuhan masyarakat akan ULE dengan pecahan yang sesuai dan tepat waktu terpenuhi.
Ketiga, pengelolaan kas yang efisien, aman, dan optimal. Keberadaan Kas Titipan, sambungnya, akan membuat biaya cash handling bagi perbankan di Bitung semakin efisien mengingat jarak tempuh Manado-Bitung memakan sedikitnya 90 menit perjalanan darat.
Keempat, peningkatan dan kelancaran transaksi ekonomi karena ketersediaan uang memadai. Hal ini pada gilirannya akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi sesuai estimasi pemerintah baik Pemprov Sulut maupun Pemkot Bitung.
Oleh karena itulah, pihaknya meminta agar BNI sebagai bank pengelola Kas Titipan BI Bitung dapat memperhitungan kebutuhan uang tunai bagi seluruh bank peserta saat merencanakan kebutuhan uang tunai.
“Khususnya pada masa menjelang hari raya dan Pilkada, sehingga nantinya setiap permintaan dropping maupun penarikan uang di Kas Titipan yang akan disampaikan kepada Bank Indonesia, benar-benar didasarkan dari perencanaan kebutuhan uang tunai yang akurat,” jelasnya dalam peresmian Kas Titipan BI di Kantor BNI Cabang Bitung.
Selain itu, pihaknya juga meminta agar bank pengelola dapat melakukan Kas Keliling untuk mempercepat penyediaan ULE di wilayah Bitung dan sekitarnya. Mitigasi risiko peredaran uang palsu dengan edukasi kepada nasabah pun penting dijalankan.
Pengelolaan iuran atau sharing biaya Kas Titipan oleh BNI, sambungnya, harus dapat dilakukan dengan baik, akuntabel, dan transparan.