Bisnis.com, JAKARTA - Survei Perbankan Bank Indonesia (SPBI) mengindikasikan pertumbuhan kredit baru perbankan pada kuartal I/2019 diperkirakan akan melambat sesuai dengan polanya.
Hal itu tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 50,0% , lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 71,7%.
"Responden menyampaikan bahwa prakiraan melambatnya pertumbuhan kredit pada kuartal I/2019 didorong oleh rendahnya kebutuhan pembiayaan nasabah pada awal tahun," demikian dilansir dari hasil SPBI yang dikutip Bisnis, Kamis (17/1/2019).
Prioritas utama para responden dalam penyaluran kredit baru pada kuartal I/2019 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi, dan kredit konsumsi.
Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah dan apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh penyaluran kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.
Sementara itu untuk kebijakan penyaluran kredit pada kuartal I/2019 diperkirakan akan lebih ketat, tercermin dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 14,6%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya (-1,4%).
Meskipun demikian, sebagian besar responden atau sekitar 75,76% mengonfirmasi bahwa kebijakan penyaluran kredit pada kuartal I/2019 akan tetap, sebanyak 12,21% responden menyampaikan kebijakan penyaluran kredit lebih ketat dan sebaliknya 6,06% responden berpendapat bahwa kebijakan penyaluran kredit sedikit lebih longgar.
Responden menyampaikan pengetatan penyaluran kredit terutama akan dilakukan terhadap kredit investasi dan modal kerja, sedangkan untuk kredit konsumsi baik KPR/KPA dan kredit konsumsi lainnya akan lebih longgar dari kuartal sebelumnya.
Aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperketat pada kuartal awal 2019 adalah tingkat suku bunga kredit. Di sisi lain, aspek lain seperti perjanjian kredit dengan nasabah, persyaratan administrasi, biaya persetujuan kredit, jangka waktu kredit yang diberikan akan lebih longgar.
Rata-rata responden memperkirakan kredit pada 2019 tumbuh sebesar 12,2% secara year on year, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan kredit pada 2018 sebesar 12,3%.
Responden menyampaikan, bahwa prakiraan kinerja penyaluran kredit tahun 2019 didukung oleh optimisme menguatnya pertumbuhan ekonomi padda 2019 dan peningkatan rasio kecukupan modal bank.