Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Bank BUMN di Tengah Berbagai Tugas Negara, Laba Sentuh Rp60,42 Triliun

Bank BUMN mencatat laba Rp60,42 triliun di tengah tugas negara, dengan pertumbuhan kredit 7,35% YoY.
Logo Bank BUMN (BBRI, BBNI, BBTN, BMRI). Dok Istimewa
Logo Bank BUMN (BBRI, BBNI, BBTN, BMRI). Dok Istimewa
Ringkasan Berita
  • Kinerja bank BUMN tetap stabil dengan laba mencapai Rp60,42 triliun pada semester I/2025, didukung oleh pertumbuhan kredit 7,35% YoY dan DPK 10,56% YoY.
  • Bank BUMN berperan signifikan dalam mendukung program pemerintah seperti KUR, Koperasi Desa Merah Putih, dan 3 juta rumah, dengan likuiditas dan permodalan yang memenuhi standar OJK.
  • BNI dan BRI mengalami penurunan laba bersih masing-masing sebesar 5,58% dan 11,53% YoY, sementara Bank Mandiri dan BTN mencatatkan pertumbuhan laba meski terbatas.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kinerja kelompok bank BUMN terkini di tengah berbagai tugas negara.

Beberapa program pemerintah yang terkait dengan Bank BUMN di antaranya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), Koperasi Desa Merah Putih, hingga program 3 juta rumah.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan sektor perbankan sebagai sektor yang memiliki total aset terbesar di industri jasa keuangan sudah sepatutnya memainkan peran yang signifikan dalam mendukung program-program pemerintah.

"Pelaksanaan beberapa program Pemerintah yang telah dicanangkan antara lain program Koperasi Merah Putih (KMP) yang didukung oleh dana Pemerintah, 3 Juta Perumahan, serta Makan Bergizi Gratis (MBG), dapat dimanfaatkan oleh bank sebagai kesempatan pengembangan usaha termasuk dalam rangka penyaluran kredit/pembiayaan yang efektif dan berkualitas," ujar Dian dalam jawaban tertulis, Rabu (20/8/2025).

Secara umum, lanjut Dian, kinerja Bank BUMN pada posisi Juni 2025 atau semester I/2025 dinilai stabil. Hal ini terlihat dari aspek likuiditas dan permodalan bank BUMN yang telah memenuhi ketentuan OJK dan sesuai dengan standar internasional.

Penyaluran kredit tumbuh sebesar 7,35% YoY menjadi sebesar Rp3.714,35 triliun dengan kualitas kredit yang terjaga baik sejalan dengan pertumbuhan DPK sebesar 10,56% YoY menjadi sebesar Rp4.228,32 triliun.

Tingkat profitabilitas Bank BUMN (Return on Asset/ROA) dinilai memadai, dengan pencapaian laba senilai Rp60,42 triliun serta mencapai target Rencana Bisnis Bank (RBB) yang ditetapkan. "Hal ini menunjukkan kinerja yang tetap resilien dan stabil," kata Dian.

Kemudian, kondisi likuiditas bank-bank Himbara tetap terjaga, tercermin dari Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) masing-masing pada rentang 129,80% hingga 187,04% dan 110,37% hingga 143,02% yang berada di atas threshold 100%.

Regulator turut melihat ketahanan Bank BUMN tetap kuat tecermin dari permodalan (CAR) yang memadai, menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global. OJK pun memproyeksikan bahwa kinerja Bank BUMN tetap akan terjaga kedepan.

OJK juga menilai kondisi likuiditas perbankan masih ample dan masih memadai dalam mengantisipasi peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan untuk mendukung berbagai program nasional.

"OJK tetap mengimbau kepada industri perbankan untuk senantiasa memperhatikan prinsip manajemen risiko dan tata kelola yang baik dalam menjalankan aktivitas operasional perkreditan/pembiayaan ketika berpartisipasi pada program pemerintah dimaksud, sehingga kinerja bank tetap dapat terjaga dan terus tumbuh dengan baik," tutup Dian.

Kinerja BBRI, BBNI, BMRI, dan BBTN

Dari empat bank BUMN baru dua bank yang telah merilis kinerja keuangan per akhir Juni 2025, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI). Sementara, Bank Mandiri dan Bank Tabungan Negara (BTN) sedang melakukan audit laporan keuangan.

BNI mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp10,09 triliun pada semester I/2025. Pada periode sama tahun sebelumnya, BNI mencetak laba bersih Rp10,69 triliun. Dengan demikian, terjadi koreksi 5,58% secara tahunan (year on year/YoY).

Sementara itu, BRI membukukan laba bersih konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp26,28 triliun pada semester I/2025. Pada periode sama tahun sebelumnya, BRI mencetak laba bersih Rp29,7 triliun, sehingga terjadi koreksi 11,53% secara tahunan (year on year/YoY). Apabila memperhitungkan kepentingan non-pengendali, maka laba bersih periode berjalan BRI adalah sebesar Rp26,53 triliun pada Juni 2025.

Meskipun belum merilis kinerja per Juni 2025, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih Rp19,65 triliun pada Mei 2025, tumbuh terbatas 0,13% YoY dari sebelumnya Rp19,63 triliun.

Pendapatan bunga bersih Bank Mandiri tercatat tumbuh 4,2% YoY menjadi Rp31,7 triliun, sementara pendapatan berbasis komisi meningkat 13,21% menjadi Rp7,53 triliun.

Pada periode yang sama, BTN membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp1,19 triliun per Mei 2025. Nilai ini tumbuh 3,31% YoY dibandingkan dengan realisasi bulan kelima tahun lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro