Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Cetak Laba Rp7,2 Triliun Kuartal I/2019

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencetak pertumbuhan kredit sebesar 12,4% secara year on year (YoY) pada kuartal I/2019 menjadi Rp790,5 triliun.
Aktivitas layanan perbankan di Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Aktivitas layanan perbankan di Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencetak pertumbuhan kredit sebesar 12,4 persen secara year on year (YoY) pada kuartal I/2019 menjadi Rp790,5 triliun.

Dari capaian tersebut, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan laba sebesar 23,4 persen yoy menjadi Rp7,2 triliun. Adapun, aset Bank Mandiri pada periode tersebut tercatat sebesar Rp1.206,0 triliun, naik 9,8 persen dari akhir Maret 2019.

Pencapaian tersebut terutama didorong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 15,05 persen yoy menjadi Rp22,0 triliun, pendapatan operasional selain bunga atau fee based income yang meningkat sebesar 3,0 persen YoY mencapai Rp6,2 triliun, serta diiringi dengan penurunan biaya CKPN dan penghematan biaya operasional yang terkendali tumbuh single digit.

Menurut Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin, perseroan juga berhasil memperbaiki kualitas kredit yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dari 3,32 persen pada kuartal I/2018 menjadi 2,68 persen pada kuartal I/2019 sehingga memangkas alokasi biaya pencadangan perseroan menjadi Rp2,8 triliun dari Rp3,8 triliun atau berhasil turun sebesar 28,1 persen YoY.

Penurunan biaya CKPN tersebut merupakan cerminan progres perbaikan kualitas kredit, pelaksanaan collection yang efektif, serta kedisiplinan restrukturisasi kredit.

“Membaiknya rasio NPL Bank Mandiri tersebut disebabkan oleh adanya perbaikan kualitas kredit di hampir seluruh segmen bisnis dan penguatan manajemen risiko serta keberhasilan dalam melakukan shifting portfolio kredit. Secara keseluruhan, tren penurunan ini mendorong kami semakin dekat dengan kisaran target NPL tahun ini sebesar 2,5-2,7 persen” ungkap Siddik saat memaparkan kinerja perseroan kuartal I/2019 di Jakarta, Senin (29/4/2019).

Dari total penyaluran kredit tersebut, Siddik melanjutkan, penyaluran kredit produktif tercatat sebesar Rp522,6 triliun atau 76,3 persen dari portofolio kredit bank only.

Rinciannya, kredit modal kerja (bank only) sebesar Rp295,8 triliun atau tumbuh 7,0 persen yoy dan kredit investasi  mencapai Rp226,7 triliun, naik 13,6 persen yoy.

Siddik menambahkan, laju ekspansi perseroan itu ditopang oleh dua segmen utama, yakni Corporate dan Retail, terutama kredit micro dan consumer.

Pada akhir Maret 2019, pembiayaan segmen corporate mencapai Rp301,9 triliun, tumbuh 17,9 persen yoy, segmen micro banking tumbuh 24,4 persen yoy menjadi Rp106,5 triliun, dan kredit consumer tumbuh 9,2 persen YoY menjadi Rp87,2 triliun.

Hingga Maret 2019, kredit infrastruktur yang telah disalurkan Bank Mandiri sebesar Rp177,8 triliun. Kredit tersebut disalurkan kepada 7 sektor utama yakni transportasi (Rp38,9 triliun), tenaga listrik (Rp35,6 triliun), migas & energi terbarukan (Rp27,4 T), konstruksi (Rp20,5 triliun), Jalan tol (Rp17,7 triliun), telematika (Rp16,8 triliun), perumahan rakyat & fasilitas kota (Rp9,6 triliun), dan infrastruktur lainnya (Rp11,3 triliun). 

“Tak hanya secara individu, komitmen kami dalam mendukung percepatan penyediaan infrastruktur ini juga telah direalisasikan melalui kerjasama sindikasi pembiayaan dengan lembaga keuangan lain. Tercatat, hingga Maret 2019, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar Rp 66,7 triliun atau secara tahunan berhasil tumbuh 37,6 persen,” katanya.

Bentuk dukungan lain juga tercermin pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), dimana pada tiga bulan pertama tahun 2019, total KUR disalurkan mencapai Rp5,17 triliun atau sekitar 20% dari target tahun 2019. Adapun 51% dari nilai tersebut atau Rp2,64 triliun telah disalurkan kepada sektor produksi, yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan dan jasa produksi. Sejak pertama kali disalurkan hingga Maret 2019, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp71,1 triliun kepada lebih dari 1,32 juta debitur di seluruh Indonesia.

Siddik juga mengungkapkan, Bank Mandiri berkeinginan untuk menumbuhkan bisnis perseroan secara berkesinambungan dengan memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah, menjaga pertumbuhan biaya operasional serta penyaluran kredit yang lebih prudent baik di segmen Wholesale dan Retail.

Di tengah kondisi ketatnya persaingan suku bunga perbankan, pada triwulan I-2019, pengumpulan dana murah perseroan tercatat tumbuh 3,9 persen yoy mencapai Rp 516,5 triliun. Pertumbuhan ini bertumpu pada kenaikan tabungan sebesar Rp20,4 triliun menjadi Rp331,3 triliun, dan giro yang mencapai sebesar Rp 185,1 triliun.

Dalam upaya memperkuat permodalan, Bank Mandiri juga telah menerbitkan surat utang melalui program Euro Medium Term Notes (EMTN) dalam denominasi dolar AS senilai USD750 juta. Surat utang  bertenor 5 tahun dan kupon 3,75 persen itu sendiri merupakan bagian dari rencana program penerbitan obligasi valas senilai USD2 miliar.

“Penerbitan surat utang ini membuat rasio CAR perseroan berada pada level aman di kisaran 22,47 persen yang diharapkan bisa bertahan hingga akhir tahun ini. Penerbitan surat utang ini berhasil mengendurkan tekanan pada rasio LFR perseroan [bank only] yang berada pada kisaran 92,55% dan diharapkan bisa terjaga pada kisaran 93 persen,” katanya.

Sebagai upaya untuk terus meningkatkan penghimpunan dana masyarakat, Bank Mandiri terus mengembangkan jaringan elektronik perseroan melalui  jaringan Bank Mandiri telah tersebar di seluruh Indonesia yang meliputi 4.535 jaringan kantor, meliputi 2.629 cabang dan 1.906 jaringan mikro. Jaringan elektronik tersebut meliputi 18.291 mesin ATM (termasuk 9.900 ATM Merah Putih),  242.794 mesin EDC (termasuk 51.187 EDC Merah Putih), serta layanan sms banking, Mandiri Online dan call center 14000.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper