Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI : Kredit Perbankan Masih Punya Ruang Bertumbuh

Bank Indonesia menyatakan intermediasi perbankan masih memiliki potensi ruang pertumbuhan kendati sempat mengalami perlambatan pada kuartal I/2019.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membuka peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan edisi Maret 2019 bertema Penguatan Intermediasi di tengah Ketidakpastian Ekonomi Global di Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (3/5/2019)./Bisnis-Chamdan Purwoko
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membuka peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan edisi Maret 2019 bertema Penguatan Intermediasi di tengah Ketidakpastian Ekonomi Global di Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (3/5/2019)./Bisnis-Chamdan Purwoko

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menyatakan intermediasi perbankan masih memiliki potensi ruang pertumbuhan kendati sempat mengalami perlambatan pada kuartal pertama 2019.

Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) Retno Ponco Windarti menuturkan penyaluran kredit perbankan berpotensi tumbuh di level 10-12 persen sampai akhir 2019, diikuti dengan penghimpunan dana pihak ketiga sebesar 8-10 persen.

“Saat ini, kami masih optimistis bahwa kredit tumbuh 10-12 persen. Kami juga yakin bahwa pertumbuhan kredit masih bisa didorong karena masih ada ruang. Fokus BI yakni bagaimana upaya meningkatkan intermediasi perbankan tapi dalam rangka stabilitas sistem keuangan yang aman,” katanya di Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Retno menuturkan potensi ruang pertumbuhan itu didasari beberapa hal seperti siklus, kecukupan likuiditas dan permodalan, risiko kredit perbankan yang masih aman, serta ekspansi korporasi yang mulai membaik sehingga menaikkan permintaan kredit.

Perbaikan tingkat risiko tampak dari tren penurunan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) dan jumlah penghapusan buku kredit.  

“Untuk likuiditas secara industri masih bagus, jauh di atas threshold. Tapi barangkali ada masalah segmentasinya, karena itu BI melakukan operasi moneter secara rutin sehingga bank yang kurang likuiditas bisa meminjam. Selain menjembatani pemerataan, operasi moneter ini akan memperdalam pasar keuangan,” paparnya.

Guna mendorong pertumbuhan intermediasi perbankan, ada beberapa strategi yang dilakukan bank sentral, baik yang telah diterapkan maupun akan ditingkatkan. Misalnya, terkait pelonggaran Loan to Value (LTV), Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM), pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta mendorong kredit di sektor-sektor prioritas.

Selain itu, BI juga mendorong bank memanfaatkan pelonggaran Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) atau secondary reserve dari sebelumnya 50 persen menjadi 100 persen dapat direpokan ke BI demi melonggarkan likuiditas bank. Kebijakan lainnya yaitu relaksasi RIM dari sebelumnya 80-92 persen menjadi 84-94 persen, yang berlaku mulai Juli 2019.

“Kebijakan ini akan kami evaluasi tiap 6 bulan untuk melihat apakah masih efektif dengan mencermati risiko yang ada. Ke depan, akan kami lihat lagi aspek mana yang bisa ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan kredit karena kalau dilihat secara siklus masih ada peluang pertumbuhan,” lanjut Retno.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menyatakan pertumbuhan pada kuartal pertama cenderung mengalami perlambatan. Namun, mengacu pada survei perbankan, BI memproyeksi pertumbuhan kredit akan kembali menguat pada kuartal II/2019

“Kami yakin pada kuartal kedua akan meningkat karena pada akhir kuartal I sudah ada tanda-tanda peningkatan kredit pada sektor kendaraan bermotor, itu peluang ke depan,” ungkapnya.

Secara industri, kredit perbankan mengalami perlambatan pertumbuhan pada kuartal I/2019.

Mengutip analisis uang beredar yang dilansir BI, pada Maret 2019, kredit perbankan tumbuh 11,5 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp5.319,3 triliun, lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 12 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper