Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Bunga Deposito : BI Diharapkan Turunkan Suku Bunga Acuan

Persaingan bank yang kurang sehat dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia membuat likuiditas bank mengetat.
Nasabah melakukan transaksi perbankan di galeri Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Senin (3/9/2018)./JIBI-Rachman
Nasabah melakukan transaksi perbankan di galeri Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Senin (3/9/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Semakin ketatnya likuiditas bank turut disebabkan oleh faktor persaingan yang kurang sehat dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia dalam setahun terakhir.

Ekonom Institute for Develoment of Economics and Finance Bhima Yudhistira Adhinegara menuturkan likuiditas bank semakin ketat antara lain karena faktor persaingan yang kurang sehat akibat jumlah bank yang terlalu banyak  serta efek naiknya bunga acuan Bank Indonesia (BI) sejak 2018.

Saat ini, ada 115 bank yang beroperasi di Indonesia. Adapun BI 7 Days (Reverse) Repo Rate (BI-7DRRR) naik 175 basis poin (bps) menjadi 6 persen dalam setahun terakhir.

Di sisi lain, pemerintah juga agresif menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) dengan bunga tinggi.

“Untuk jaga likuiditas tidak ada cara lain selain menaikkan special rate,” katanya kepada Bisnis, Selasa (7/5).

Tetapi, Bhima menilai perang bunga sudah tidak wajar karena bank yang relatif lebih kecil menjadi korban. Hal ini tampak dari Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) I dan II yang sudah di atas 100 persen.

Bank kecil tidak memiliki fleksibilitas sumber pendanaan, sedangkan bank bermodal besar masih relatif mampu bertahan karena punya opsi pendanaan dari emisi surat berharga, baik Medium Term Notes (MTN), obligasi, maupun rights issue.

“Regulator sebaiknya segera menurunkan bunga acuan 25-50 bps agar perang bunga bisa ditekan,” ujarnya.

Jumlah bank yang terlalu banyak dan belum efisien juga harus dikurangi dengan insentif merger akuisisi.

“Saya juga sarankan pemerintah tahan agresivitas penerbitan surat utang berdenominasi rupiah agar tidak terjadi perebutan dana di pasar,” tambah Bhima.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper