Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Kendaraan Bisa Pulih di Semester Kedua, Ini Faktornya

Momentum pemasaran produk sepeda motor masih bisa berlanjut positif. Sementara itu, pemasaran kendaraan roda empat diharapkan dapat terpacu dengan adanya perhelatan pameran besar, seperti GIIAS.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Suwandi Wiratno (kiri) berbincang dengan Chief Risk Officer Akseleran Elquino Simanjuntak di sela-sela diskusi Digital Economic Forum, di Jakarta, Kamis (28/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Suwandi Wiratno (kiri) berbincang dengan Chief Risk Officer Akseleran Elquino Simanjuntak di sela-sela diskusi Digital Economic Forum, di Jakarta, Kamis (28/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Potensi pasar pembiayaan kendaraan bermotor dinilai masih terbuka pada paruh kedua 2019, kendati pada semester pertama terbilang lesu.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, hingga pertengahan tahun ini sebenarnya kinerja industri otomotif, khususnya pemasaran kendaraan roda dua, sudah membaik.

Menurutnya, per Juni 2019 penjualan sepeda motor sudah meningkat sekitar 8%, kendati penjualan kendaraan roda empat masih turun sekitar 10%.

Oleh karena itu, dia meyakini realisasi pembiayaan kendaraan bermotor masih bisa meningkat pada paruh kedua tahun ini.

“Penjualan sepeda motor sudah bagus,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (16/7/2019).

Suwandi meyakini, momentum pemasaran produk sepeda motor itu masih bisa berlanjut. Sementara itu, pemasaran kendaraan roda empat diharapkan dapat terpacu dengan adanya perhelatan pameran besar.

Salah satunya adalah Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 yang bakal diselenggarakan pada 18 – 28 Juli 2019.

“[Pemasaran] mobil akan digenjot, salah satunya melalui GIIAS,” jelasnya.

Data Otoritas Jasa Keuangan tentang statistik pembiayaan menunjukkan bahwa piutang pembiayaan dari seluruh kegiatan usaha multifinance per Mei 2019 mencapai Rp448,91 triliun. Realisasi itu bertumbuh 5,03% dibandingkan periode yang sama pada 2018.

Bila dirincikan berdasarkan jenis layanan, sekitar 59,90% piutang pembiayaan itu bersumber dari pembiayaan multiguna, sedangkan 30,79% dan 5,29% masing-masing berasal dari pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja. Selebihnya, berasal dari pembiayaan berbasis syariah.

Berdasarkan catatan Binis, sejumlah multifinance menorehkan rapor pembiayaan yang tidak terlalu menggembirakan, terutama akibat lesunya pembiayaan kendaraan roda empat.

Direktur Keuangan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. (Adira Finance) I Dewa Made Susila mengatakan, pihaknya masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 8% untuk pembiayaa kendaraan roda dua masih tumbuh sebesar 8%. Namun, pembiayaan roda empat turun hingga lebih 10% sepanjang semester I/2019 seiring dengan penurunan penjualan mobil.

Adapun, Adira Finance mencatatkan pembiayaan Rp18,4 triliun pada Juni 2019. Realisasi itu bertumbuh sebesar 4% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Dua per tiga bisnis kami terkait dengan kendaraan baru motor dan mobil. Jadi, kalau penjualannya turun, akan berdampak secara langsung ke bisnis kami,” ujarnya.

Kendati demikian, I Made mangatakan pihaknya masih berupaya untuk terus menggenjot pembiayaan agar dapat mencapai target pada akhir 2019. Dia optimistis GIIAS 2019 bakal mengerek penjualan mobil dan pembiayaan baru bagi multifinance.

Direktur PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, pihaknya mencatatkan pertumbuhan pembiayaan yang tipis hingga pada pertengahan tahun ini.

Pembiayaan MTF untuk bisnis konvensional tercatat senilai Rp13,5 triliun atau meningkat 2,27% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Capaian tersebut, sebut dia, meleset dari prediksi awal, yakni mencapai Rp14,21 triliun. Dia mengatakan, hal itu diakibatkan oleh penjualan mobil yang turun.

“Naiknya tipis banget. Rencana kami di semester II membuka cabang baru di kawasan Pantai Indah Kapuk Jakarta dan cabang khusus multiguna di Surabaya,” tuturnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper