Bisnis.com, JAKARTA — Porsi kepemilikan Surat Berharga Negara atau SBN oleh Bank Indonesia tercatat meningkat Rp136,6 triliun secara neto sejak akhir 2024 hingga 20 Mei 2025 atau dalam kurun waktu lima bulan.
Sementara Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan pada periode yang sama, bank sentral telah membeli Rp96,41 triliun SBN dari pasar sekunder maupun primer sebagai langkah stabilisasi nilai tukar dan menjaga kecukupan likuiditas perbankan.
“Hingga 20 Mei 2025, Bank Indonesia telah membeli SBN senilai Rp96,41 triliun, yaitu melalui pasar sekunder senilai Rp64,99 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara [SPN], termasuk syariah, senilai Rp31,42 triliun,” ujar Perry, dikutip pada Sabtu (24/5/2025).
Mengacu data Direktorat Jenderal Pengelola Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, posisi SBN neto milik Bank Indonesia (BI) per 20 Mei 2025 tercatat senilai Rp1.754,67 triliun. Sementara pada akhir Desember 2024, di angka Rp1.618,01 triliun.
Perbedaan angka kepemilikan tersebut karena SBN neto milik BI memasukkan transaksi repo/reverse repo dengan bank sebagai bagian dari operasi moneter.
Sementara kepemilkan SBN secara bruto—yang sepenuhnya merefleksikan pembelian SBN oleh BI—tercatat senilai Rp1.564,85 triliun per 20 Mei 2025. Lebih tinggi Rp78 triliun dari posisi akhir Desember 2024 yang senilai Rp1.486,85 triliun.
Baca Juga
Perlu diingat juga, posisi kepemilikan SBN bergerak dinamis karena juga memperhitungkan obligasi yang jatuh tempo.
Dengan kata lain, meski BI telah membeli SBN senilai Rp96,41 triliun pada tahun ini, namun kenaikan yang tercatat dalam kepemilkan SBN secara bruto hanya naik Rp78 triliun karena terdapat SBN yang jatuh tempo dan cair.
Secara persentase, porsi SBN neto milik BI sebesar 27,78% dari total Rp6.316,07 triliun per 20 Mei 2025.
Sementara secara bruto, BI memegang 24,78% atau seperempat total utang pemerintah berasal dari bank sentral.
Sebagai catatan pula, besaran SBN tersebut belum termasuk SBN non-tradeable atau yang tidak dapat diperdagangkan. Per 2 Mei 2025, SBN non-tradeable milik BI senilai Rp80,06 triliun.