Bisnis.com, JAKARTA – Persaingan menghimpun dana di pasar masih ketat. PT Bank CIMB Niaga Tbk. memilih fokus mencari dana murah dan mengurangi ketergantungan kepada deposito.
Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan bahwa mencari deposito membuat beban biaya dana membengkak. Selain itu saat ini bank bukan hanya bersaing imbal hasil dengan bank lain, tetapi juga dengan surat berharga negara (SBN) yang menawarkan besaran kupon menarik.
“Biasanya nasabah membandingkan [imbal hasil SBN] dengan deposito,” katanya kepada Bisnis, Minggu (6/10/2019).
Emiten berkode BNGA ini pun hendak menurunkan portofolio deposito dan menjaga likuiditas dengan dana murah, atau giro dan tabungan. Perusahaan mengincar tutup tahun dengan rasio dana murah (current account savings account/CASA) setidaknya 56%.
Lani menjelaskan bahwa mencari dana murah akan dilakukan dengan meningkatkan akuisisi nasabah baru. Saat ini perseroan tengah fokus menambah cabang berkonsep digital yang diharapkan mampu memenuhi tujuan tersebut.
“Kami cari ribuan nasabah dengan cara memberikan transaksi mudah lewat berbagai kanal,” katanya.
Baca Juga
Berdasarkan Presentasi Analisis per kuartal II/2019, rasio CASA CIMB Niaga turun 223 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, atau dari 56,12% menjadi 53,89%. Utamanya hal itu disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan tabungan dan merosotnya portofolio giro.
Namun per Agustus 2019, kata, Lani, rasio dana murah telah naik menjadi sekitar 55%. "Naik turun tahun ini tapi masih sekitar 55%," tambahnya.
Lani memperkirakan pertarungan likuiditas masih akan terbilang ketat hingga tahun depan. Pada 2020 BGNA membidik pertumbuhan dana murah jauh lebih tinggi dibandingkan deposito, sehingga rasio CASA dapat mendekati 58% hingga 59%.