Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank HSBC Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp778 miliar pada paruh pertama tahun ini. Berdasarkan laporan keuangannya yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, Selasa (18/8/2020), perolehan laba tersebut terpangkas lebih dari setengah periode sama tahun lalu Rp1,43 triliun.
Perseroan mendapat tekanan dari pendapatan bunga bersih yang terpangkas dari Rp2,14 triliun menjadi Rp2,08 triliun per Juni 2020. Namun, perseroan masih mendapat margin dari transkasi spot dan derivatif yang naik menjadi Rp3,38 triliun dibandingkan dengan akhir Juni tahun lalu yang berjumlah Rp1,12 triliun.
Hanya saja, beban penurunan nilai spot dan derivatif juga tidak kecil yakni Rp2,71 triliun dari sebelumnya Rp706 miliar. Di samping itu, selama masa pandemi perseroan juga terlihat mencatatkan kerugian beban pencadangan kredit senilai Rp995 miliar dari sebelumnya Rp397 miliar.
Lebih lanjut, HSBC melakukan hapus buku kredit bermasalah sebesar Rp9,99 triliun pada Juni 2020, naik dari periode sama tahun lalu yang hanya Rp9,61 triliun. Sementara itu, total restrukturisasi tercatat Rp3,3 triliun, naik dari periode sama tahun lalu Rp942 miliar.
Dengan upaya tersebut, rasio kredit bermasalah masih tetap terpantau naik 23 basis poin secara tahunan menjadi 2,86%.
Adapun, penyaluran kredit perseroan tercatat sebesar Rp62,6 triliun dengan penghumpunan dana pihak ketiga sebesar Rp61,4 triliun. Kecukupan permodalan HSBC masih terpantau cukup kuat dengan modal inti tier satu masih stabil di kisaran Rp18,18 triliun.
