Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kookmin Jadi Pengendali, Korporasi Korea Taruh Rp800 Miliar di Bukopin

Saat ini, Kookmin Bank mengempit saham bank dengan kode saham BBKP ini sebesar 67 persen.
Karyawan melayani nasabah Bank Bukopin di Jakarta, Rabu (8/11)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan melayani nasabah Bank Bukopin di Jakarta, Rabu (8/11)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Bukopin Tbk. menyatakan nasabah korporasi asal Korea Selatan mulai memarkir dana mereka pasca kepastian KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham mayoritas.

Direktur Utama Bukopin Rivan A. Purwantono mengatakan dengan beralihnya pemegang saham pengendali ke Kookmin Bank, dampak terhadap perseroan sangat besar. Salah satunya, dukungan penempatan dana dari perusahaan Korsel yang berada di Indonesia.

"Nasabah korporasi seperti Hyundai itu sudah masuk. Total dari nasabah Korea nilainya mencapai Rp800 miliar," ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.

Saat ini, Kookmin Bank mengempit saham bank dengan kode saham BBKP ini sebesar 67 persen. Pemegang saham publik termasuk di dalamnya Kopelindo dengan kepemilikan 18,14 persen, Bosowa Corporindo dengan kepemilikan 11,68 persen, dan Negara Republik Indonesia dengan kepemilikan 3,18 persen.

Menurut Rivan, sejak Kookmin menjadi pengendali, dana pihak ketiga (DPK) perseroan mulai tumbuh positif jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Memang secara tahunan, lanjutnya, masih terlihat turun, tetapi sejak Kookmin masuk, sekitar 1,5 bulan belakangan ini tren DPK positif.

“Ketika Kookmin masuk penuh itu, dukungan dari perusahaan Korsel cukup besar. Korean Desk yang kami buat untuk menarik deposan dari Korea berfungsi optimal. Mereka menaruh dana di Bukopin,” terangnya.

Sejak menjadi pemegang saham pengendali, KB Kookmin Bank, disebutkan telah mengucurkan dana US$780 juta atau setara Rp11,08 triliun (kurs Rp14.200 per dolar AS) kepada Bank Bukopin.

Mengenai kinerja sampai dengan kuartal III/2020, menurut Rivan, menunjukkan tren positif dalam penyaluran kredit. Namun, untuk perolehan laba masih belum optimal karena Bukopin dalam tahap pemulihan.

Rivan menyampaikan bahwa perseroan akan mendorong rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) untuk memitigasi risiko kredit bermasalah, dari yang biasanya 40 persen menjadi 60 persen.

Namun, dia meyakini bahwa pada akhir tahun kinerja Bukopin akan meningkat dibandingkan dengan kuartal III, karena masa-masa sulit sudah terlewati. “Kami bottom itu ada pada kuartal III. Mudah-mudahan akhir tahun sudah pulih kembali,” kata Rivan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper