Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dulu Anies Gagas DP KPR 0 Persen, Sekarang Jokowi. Apa Tujuannya?

Apakah rencana DP nol persen Jokowi ini akan lebih baik dari program Anies Baswedan, pengembang, dan Bank Indonesia? Kita tunggu saja.
Warga melintas di proyek pembangunan rumah bersubsidi di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Abdurachman
Warga melintas di proyek pembangunan rumah bersubsidi di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa akan meluncurkan program uang muka (down payment/DP) kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar nol persen setelah sebelumnya memangkas pajak penjualan atas barang mewah atau PPnBM.

Alasan pemberian program pemangkasan PPnBM dan DP nol persen itu untuk mendorong daya beli kelas menengah atas. Selama ini kelas menengah dinilai yang menggerakan konsumsi masih ragu untuk belanja.

"Untuk kelas menengah, sudah ada PPnBM ditanggung pemerintah untuk kendaraan. Ada juga DP 0 persen untuk rumah. Ini cara yang kita tempuh untuk kelas menengah," kata Jokowi dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi sejumlah media massa di Istana Merdeka, Rabu (17/2/2021).

Jokowi menjelaskan bahwa kelas menengah merupakan segmen masyarakat dengan tabungan besar. Kelompok masyarakat tersebut dinilai masih menahan belanja lantaran belum yakin dengan kondisi saat ini.

Padahal, sambungnya, secara umum sejumlah indikator ekonomi nasional menunjukkan tren positif. Pertumbuhan ekonomi, tuturnya, berada di atas beberapa negara lain.

Neraca perdagangan Indonesia juga masih surplus pada Januari 2021 atau melanjutkan kondisi serupa pada 2020. "PMI [Purchasing Managers’ Index] juga sudah kembali [52,2] ke level sebelum pandemi," jelasnya.

Jokowi meyakini optimisme akan muncul di dunia usaha bila kasus Covid-19 menurun. Dengan begitu, tambahnya, konsumsi masyarakat akan mulai pulih.

Rencana program uang muka KPR nol persen Jokowi ini mengingatkan gagasan Anies Baswedan saat kampanye pemilihan Gubernur DKI pada 2017. Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno menyatakan akan membuat program DP nol rupiah untuk pembelian rumah secara kredit.

Setelah tiga tahun berjalan, program itu sendiri tidak berjalan maksimal. Anies menjanjikan program penyediaan 300.000 unit rumah dalam 5 tahun pemerintahan, atau 60.000 unit rumah per tahun.

Akan tetapi, dalam tiga tahun ini, rumah DP nol rupiah baru tersedia 780 unit. Anies kala itu menggandeng sejumlah perusahaan pelat merah dan bank, seperti PT Bank DKI, untuk menyalurkan program DP nol rupiah.

Sejumlah rumah yang telah ada itu dibangun oleh badan usaha milik Pemprov DKI, Perumda Pembangunan Sarana Jaya, di Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Kemudian, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Perum Perumnas memasarkan rumah susun milik (rusunami) tower Samawa di Pademangan (Jakarta Utara) dan Cengkareng (Jakarta Barat).

Sebelum program DP nol rupiah yang dijalankan Anies dan akan digulirkan Jokowi, sebenarnya banyak pengembang yang menawarkan promo serupa. Terutama untuk rumah golongan menengah atas.

Model pembayaran transaksi jual beli dilakukan secara tunai bertahap dengan tenor yang menyamai KPR atau kredit apartemen.

Adapun pada 2018, Bank Indonesia telah melakukan relaksasi KPR dengan membolehkan bank memberikan kredit tanpa uang muka kepada debitur. Relaksasi ini diberikan kepada calon pemilik rumah pertama.

Relaksasi ini diberikan untuk mendorong penyaluran KPR yang lesu dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, penyaluran KPR pada tahun lalu sempat terkoreksi karena pandemi Covid-19.

Penyaluran KPR sempat kembali tumbuh pada awal kuartal IV-2020. Pada Oktober 2020, penyaluran KPR mencapai Rp513,4 triliun, tumbuh 2,4% secara tahunan (yoy). Angka itu lebih tinggi dari posisi bulan sebelumnya sebesar Rp509,6 triliun.

Apakah rencana DP nol persen Jokowi ini akan lebih baik dari program Anies Baswedan, pengembang, dan Bank Indonesia? Kita tunggu saja.

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper